Aduh...Sindikat Internasional Bobol Sistem Perbankan Indonesia (1)

Selasa, 21 April 2015 – 13:35 WIB
Ilustrasi

jpnn.com - BARESKRIM Polri mengungkap keberadaan jaringan internasional pembobol rekening nasabah asing, dengan modus menggandakan kartu ATM. Ini terjadi di Bali.

Sebelumnya, Bareskrim juga sukses mengungkap adanya kasus malware penyedot uang di rekening. Di balik keberhasilan Polri, terkuak-lah bahwa sistem perbankan Indonesia masih lemah.

BACA JUGA: Sukses Kuras ATM Rp 80 Juta, Tapi Akhirnya….

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Pol Victor Edison Simanjuntak menuturkan, modus yang digunakan pelaku pembobolan rekening bank tersebut baru pertama kali ada di Indonesia alias modus baru. 

Biasanya, pembobol menggunakan alat skimmer atau alat pembaca magnetic stripe yang terpasang di mulut ATM. "Jaringan ini tidak menggunakan skimmer dan ini sangat baru, hingga Bareskrim harus ke Eropa bekerjasama dengan Europol untuk mengetahui bagaimana cara melakukan pembobolan tersebut," kata Victor seperti dilansir dari Indopos (Grup JPNN), Selasa (21/4).

BACA JUGA: Anak Lagi Mabuk Bunuh Ayah yang Lagi Mabuk

Diketahui, jaringan baru ini memakai router atau alat penyadap yang mampu membaca jalur transaksi nasabah. Alat tersebut dipasang di balik mesin ATM. "Router ini dapat mengambil data magnetic stripe sesaat setelah kartu ATM dimasukkan ke mesin ATM," ungkap Victor.

Kemudian, ada alat lain yang juga digunakan jaringan ini, yakni spy camera yang dipasang di dalam penutup tombol ATM. Dengan spy camera tersebut, pelaku bisa mengetahui pin ATM yang sedang ditekan oleh pemilik nasabah. "Artinya, ada dua data yang dimiliki pelaku, pin ATM dan data magnetic stripe dari kartu ATM," ujar Victor.

BACA JUGA: Perampok Masuk Rumah Pengusaha, yang Diembat Hanya Senjata

Data magnetic stripe itu kemudian diduplikasi dengan dimasukkan ke kartu ATM kosong. Dengan pin ATM yang sudah dikantongi pelaku, maka pelaku bisa mengambil uang dari rekening nasabah yang datanya diambil secara illegal. "Ini modus teknisnya, untuk melanggengkan kejahatannya ternyata yang jadi sasaran itu warga negara asing (WNA)," ujarnya.

Korban sindikat ini dideteksi mencapai 560 warga asing. Kira-kira kenapa WNA yang menjadi sasaran? "Ini ditujukan agar kejahatan yang dilakukan tidak bisa diketahui atau paling tidak prosesnya pengungkapannya lama. Bahkan, yang melaporkan adanya kejahatan ini merupakan bank swasta, bukan korban pembobolan. Kemungkinan, WNA sudah pulang ke negaranya begitu mengetahui pembobolan tersebut," papar Victor.

Bagaimana mungkin WNA itu tidak menyadari adanya pembobolan saat di Indonesia? Dia menuturkan, uang yang diambil pembobol ini untuk setiap nasabah hanya sekitar 300 euro atau sekitar Rp 4.200.000. "Dengan uang yang diambil cukup sedikit ini yang membuat nasabah tidak sadar," ujarnya.

Kini, ada tujuh pelaku yang diamankan Bareskrim, ketujuhnya merupakan warga Bulgaria. Tujuh pelaku itu terdiri dari lima wanita dan dua lelaki. Dua lelaki ini kemudian dideportasi karena ada pelanggaran keimigrasian. "Tersangka utamanya seorang perempuan berinisial IIT, saat ini kami sedang memeriksa IIT. Semuanya ditangkap di sebuah hotel di Seminyak, Bali," tuturnya.

Selain tujuh yang sudah diamankan, ada tiga pelaku lainnya yang juga dikejar Bareskrim. Tapi, sayangnya dalam proses penangkapan mereka kabur ke Timor Leste dan dideteksi terbang ke Singapura." Kami bekerjasama dengan Europol agar bisa menangkap mereka," ucap Victor.

Untuk barang bukti yang berhasil diamankan diantaranya, 1.000 kartu ATM kosong, 600 kartu ATM yang terisi data, satu buah print kartu ATM, tiga buah router, dua spycam, dua alat bor, dua raket satu paspor dan uang tunai berbagai negara senilai Rp 500 juta.

"Raket itu digunakan untuk menutupi pemasangan alat di mesin ATM dan uang cash yang begitu banyak dikarenakan komplotan ini memang membayar semua transaksinya hanya dengan uang tunai," kata Victor. (idr/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Pelaku Modus ATM Tertelan, Karyawan PLN Dibekuk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler