jpnn.com, JAKARTA - Afni Z menjadi sosok inspiratif. Dia menjadi tenaga ahli menteri termuda di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yakni di usia 30 tahun.
Meski menjadi staf ahii, perempuan kelahiran 28 Juni 1985, memilih sering berada di Riau, untuk aktif menyelesaikan persoalan rakyat di kampung halamannya itu.
BACA JUGA: ASEAN Perjuangkan Lingkungan Bersih dan Hijau Bagi Dunia
Dia turun langsung mealkukan pendampingan dan menjembatani berbagai kepentingan masyarakat yang berkaitan dengan lingkup kerjanya di KLHK.
Perempuan berpenampilan sederhana ini bisa berhari-hari melakukan pendampingan bagi masyarakat yang tinggal di dalam atau sekitar kawasan hutan.
BACA JUGA: Dukung Pertanian Ramah Lingkungan, Kementan Masifkan Penggunaan Pupuk Organik
Karakternya enggan memberi janji, tetapi menghadirkan optimisme dengan pendampingan tiada henti. Secara konsisten, dia membawa berbagai program nasional sampai ke tingkat tapak.
Adapun program itu, seperti Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Kebun Bibit Desa, Kebun Bibit Rakyat, Program Mangrove, dan program Kampung Ikim.
BACA JUGA: Menteri LHK: Pertemuan ke-34 ASOEN Perkuat Komitmen untuk Alam Lebih Baik
Afni Z juga ikut terlibat langsung mengawal kebijakan 'Kerja Bareng Jemput Bola' (Jareng Jebol) yang digagas Menteri LHK Siti Nurbaya untuk distribusi Perhutanan Sosial, dan Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA).
Perjuangan hak masyarakat adat untuk dapat segera masuk dalam peta indikatif Wilayah Hutan Adat atau Wilha, juga menjadi salah satu konsentrasinya.
Dia ikut sebagai tim ahli dalam monitoring evaluasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan di wilayah kerja BPDASHL Indragiri Rokan; Monitoring Kebijakan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau, dan Kepulauan Riau.
Selain itu, ikut dalam kegiatan riset identifikasi sawit dalam kawasan hutan di Provinsi Riau; identifikasi masyarakat suku talang mamak di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh; dan menjadi salah satu tim Pokja Perubahan Iklim Kota Pekanbaru.
Anak kedua dari lima bersaudara ini juga tercatat sebagai dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lancang Kuning Pekanbaru. Dia aktif menjadi pembicara dalam berbagai forum seminar Nasional.
Perempuan kelahiran Siak Sri Indrapura, 28 Juni 1985, ini mengeluarkan berbagai artikel ilmiah hasil riset di jurnal nasional dan internasional tentang kebijakan lingkungan, serta menjadi delegasi Indonesia mengikuti Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Glasgow, Skotlandia dan Sharm El Sheik, Mesir.
Jurnalisme dan Sosial
Afni Z pernah berkarier sebagai salah satu jurnalis profesional di Pekanbaru Pos, hingga menjadi salah satu Pemimpin Redaksi termuda di lingkungan bisnis media Jawa Pos Group. Dia sempat memimpin JPNNTV, terakhir menjadi redaktur Jawapos.com. Dia menjadi lulusan terbaik uji kompetensi wartawan dari Lembaga Pers Dr.Sutomo, Jakarta.
Passionnya adalah penulis berita investigasi. Tak hanya di lingkup lokal dan Nasional. Dia menjadi satu-satunya wartawan Indonesia yang berhasil mengunjungi Kamboja, untuk menulis tentang skandal judi online internasional yang melibatkan anak-anak Indonesia.
Kerja jurnalistik juga menjadi caranya untuk berkegiatan sosial. Afni Z menjadi salah satu kontributor utama peliputan bencana gempa Sumatera Barat 2009.
Dengan gigih dan pantang menyerah Afni Z mendatangi lokasi gempa di Pariaman, sendirian dengan menggunakan sepeda motor dari Pekanbaru.
Dia melaksanakan tugas jurnalistik, sembari melakukan aksi sosial membantu tim relawan yang bertugas di lokasi bencana. Dia juga terlibat dalam kegiatan sosial saat terjadi bencana di Indonesia.
Saat masih kuliah di Universitas Islam Malang (UNISMA), Afni Z menjadi satu-satunya perempuan yang memimpin tim relawan dari tiga Universitas di Malang, Jawa Timur, saat terjadi bencana gempa dan tsunami Aceh 2004.
Dia terjun langsung memimpin relawan dari Universitas Islam Malang saat terjadi bencana gempa Yogyakarta 2006. Selama berbulan-bulan, Afni memimpin rekan-rekannya berjibaku membantu para korban di lokasi bencana.
Selain aktif di dunia pemerintahan, akademik dan jurnalistik, Afni Z dan rekan-rekannya juga menggagas 'Generasi Penggerak' yang menjadi wadah anak-anak muda melakukan kegiatan sosial.
"Saya yakin sekaligus mengajarkan bahwa satu kebaikan pasti akan melahirkanya banyak kebaikan lainnya," tutur Afni, dalam keterangannya, Jumat (4/8).
Meski sebagai pekerja profesional sudah mengelilingi berbagai daerah di Indonesia dan mengunjungi banyak negara di dunia, Afni Z selalu rindu pulang menemui Ayah Ibu dan saudara mara di kampung halamannya, Siak tercinta. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh