Afrika Tertarik Kembangkan CPO dari Indonesia

Jumat, 31 Mei 2019 – 01:53 WIB
Ilustrasi petani kelapa sawit. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Keberhasilan Indonesia mengelola dan mengembangkan komoditas sawit membuat Afrika tertarik mencontoh. Afrika akan membuka lebar peluang kerja sama dan investasi.

’’Afrika ingin mendorong investasi di perkebunan kelapa sawit, terutama Afrika Barat, tempat asal kelapa sawit yang bibitnya kemudian dibawa ke Indonesia pada 1800-an,’’ ujar Direktur Corporate Affairs Asian Agri Fadhil Hasan yang baru-baru ini memenuhi undangan Afrika Oil Palm and Rubber Summit.

BACA JUGA: Kampanye Negatif Uni Eropa Pengaruhi Penghasilan Petani Kelapa Sawit Kaltim

BACA JUGA: Ekspor CPO Tumbuh, Tetapi Belum Maksimal

Fadhil menjelaskan bahwa masyarakat Afrika Barat secara tradisional telah mengenal produk turunan kelapa sawit untuk berbagai kebutuhan.

BACA JUGA: Ekspor CPO Tumbuh, Tetapi Belum Maksimal

’’Mereka familier dengan sawit. Namun, negara di kawasan tersebut, misalnya Nigeria, justru mengimpor, termasuk dari Indonesia,’’ tambahnya.

Perkebunan kelapa sawit di Afrika Barat sejatinya juga dikelola petani rakyat dan perusahaan skala besar seperti di Indonesia.

BACA JUGA: Penyebab Ekspor CPO Indonesia Hanya Naik Tipis

Akan tetapi, terdapat sejumlah aspek yang membedakan dengan sistem di tanah air.

’’Di sana antara petani dan perusahaan besar masih berjalan sendiri-sendiri,’’ ujar Fadhil.

Sementara itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan, ekspor minyak sawit mentah (CPO), biodiesel, oleochemical, dan produk turunannya mencapai 9,1 juta ton pada kuartal I 2019. Angka tersebut tumbuh 16 persen secara tahunan.

Pada Maret 2019, Gapki mencatat ekspor CPO dan turunannya dari Indonesia ke India anjlok 62 persen menjadi 194,41 ribu ton jika dibandingkan dengan 516,53 ribu ton per Februari.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi India ditengarai mengakibatkan permintaan minyak sawit India baik dari Indonesia maupun Malaysia menurun.

Penurunan permintaan juga diikuti negara Afrika 38 persen, Amerika Serikat 10 persen, Tiongkok 4 persen, dan Uni Eropa 2 persen.

Di tengah berbagai tantangan tersebut, di luar dugaan, ekspor minyak sawit ke negara lain naik 60 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Peningkatan permintaan CPO dan produk turunannya dari Indonesia yang cukup signifikan datang dari Asia, khususnya Korea Selatan, Jepang, dan Malaysia.

’’Dengan beragam tantangan itu, ekspor minyak sawit Indonesia masih tetap tumbuh meskipun masih di bawah harapan,’’ ujar Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono. (agf/c22/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Gadis Chibok Korban Boko Haram Masih Hilang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler