Agar Labuhan Angin tak Angin-anginan

Rabu, 17 Maret 2010 – 11:38 WIB
ALANGKAH senangnya ketika pagi ini saya benar-benar akan bisa mendarat di Kota SibolgaInilah untuk pertama kalinya dalam hidup saya akan melihat kota yang menurut teman-teman saya sangat indah dengan pemandangan samudera India yang biru.

Jabatan saya yang baru sebagai Direktur Utama PLN yang membuat saya harus datang ke Sibolga

BACA JUGA: Kuliah Malam dengan Penerangan Lilin

Sejak dulu saya sangat ingin ke Sibolga tapi selalu saja terhambat kesibukan
Bahkan ketika teman-teman saya mendirikan surat kabar Metro Tapanuli di Sibolga ini pun saya tidak bisa datang di hari peresmiannya

BACA JUGA: Buka-bukaan Gas Di Komisi VII DPR

Bahkan sampai surat kabar ini berumur enam tahun dan sampai saya sudah melepaskan jabatan Chairman di grup media ini, saya tidak juga sempat melihat Sibolga.

Pagi ini saya mendarat di Sibolga dengan dua tujuan
Pertama, saya mendampingi rombongan Komisi 7 DPR-RI yang dipimpin tokoh Sumut Effendi Simbolon yang akan melihat PLTU Labuhan Angin

BACA JUGA: Antara 35.000 Orang Kaya Raya dan 150.000 RSS

Kedua, sebagai Dirut PLN saya memang harus melihat PLTU yang lokasinya terindah di seluruh Indonesia tapi prestasinya belum menggembirakan itu.

Sejak menjabat Dirut PLN sejak lebih dua bulan lalu, saya memang terus mengikuti perkembangan PLTU Labuhan AnginSaya kaget ketika melihat angka-angka laporan harian PLTU iniPembangkit yang mestinya bisa memproduksi listrik 2 x 115 MW, hanya bisa menghasilkan kurang dari 50 MWSaya sangat terusik oleh kenyataan iniBerbagai penyebab diinventarisasiHampir tiap hari saya menelepon pimpinan PLTU ini untuk berdiskusi dan mencari jalan keluar.

Ketika saya mendapat laporan bahwa mesin pembangkit ini kurang baik, saya agak meragukanTidak mungkin ada mesin yang dibuat khusus agar hasilnya kurang baikTidak mungkin ada mesin yang karena untuk Sibolga maka sengaja dibuat sekedarnya sajaApalagi pembangkit ini merupakan perwujudan dari dipulihkannya kerjasama ekonomi antara Indonesia-TiongkokInilah proyek yang dananya diberikan oleh TiongkokInilah proyek yang jadi simbul penting dari dimulainya babak baru hubungan ekonomi Indonesia-Tiongkok.

Di samping berdiskusi dengan pimpinan PLTU Labuhan Angin, saya juga memanggil kontraktor PLTU ituYakni perusahaan dari TiongkokSaya diskusikan dengan dia mengapa PLTU Labuhan Angin ini angin-anginanSaya sungguh kaget ketika pimpinan perusahaan itu membawa sejumlah foto: foto batu yang jumlahnya luar biasa banyaknya.

Batu apakah itu? “Ini batu yang keluar dari boiler,” ujarnya dalam bahasa MandarinDengan foto itu dia ingin menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada masalah dengan mesinnyaDia ingin memperlihatkan bahwa mesin itu rusah karena banyaknya batu yang tercampur dengan batubaraAkibatnya batu-batu itulah yang menghantam boiler tiap hari secara terus-menerus.

Saya pura-pura membantah bahwa penyebab angin-anginnya PLTU Labuhan Angin karena batu-batu ituTapi dalam hati saya tidak bisa menolak alasan ituSaya tidak mau mempersoalkan masa laluSaya mengatakan padanya bahwa saya akan berusaha keras untuk mengontrol batubara yang dikirim ke Labuhan AnginTapi saya juga minta agar kontraktor tersebut menangani kerusakan-kerusakan yang telah terjadiDengan resiko ada pada dirinnya.

Saya lantas minta dikirimi foto-foto stok batubara yang adaTeman-teman Labuhan Angin mengirimkannyaBukan mainFoto tumpukan batubara itu tidak ada bedanya dengan tumpukan lumpurPantas kalau PLTU ini batuk-batuk terusDia harus menelan makanan yang sebenarnya tidak bisa dia telan.

Memang ada kelemahan lain yang mendasarDi samping kualitas batubara yang tidak cocok, prasarana PLTU ini juga kurang tepatAtap gudang batubaranya kurang lebarAkibatnya, di musim hujan seperti sekarang ini, sangat sengsaraBatubara yang kandungan ash (debu) nya sangat tinggi itu kena hujanJadilah lumpur! Itulah yang menyebabkan batubara tidak bisa mengalir lancar ke dalam boilerJuga tidak bisa dikabar dengan sempurna.

Dengan modal foto kiriman teman-teman Labuhan Angin itu, kami memutuskan mengganti pemasok batubara untuk SibolgaKami tidak mau lagi batubara seperti ituTapi proses penggantian pemasok ini perlu waktuBaru minggu lalu batubara yang lebih baik, dari Kalimantan, bisa tiba di Labuhan Angin.

Dengan batubara inilah teman-teman Labuhan Angin akan tahu persis di manakah persoalan sebenarnyaKalau persoalannya pada mesin, tentu dengan pergantian batubara tidak akan ada bedanyaTapi kalau memang persoalannya di batubara, maka begitu PLTU diberi makan batubara yang baru, tentu akan lebih baik.

“Malam ini sudah bisa menghasilkan 90 MW!” lapor Ikuten Sinulingga, GM Pembangkitan Sumut, dalam laporannya via SMS kepada saya pekan lalu“Sudah naik lebih dari 100%,” tambahnya.

Maka hari ini, ketika Komisi VII DPR RI tiba di Sibolga, kondisi PLTU ini sudah jauh lebih baikSaya memang berjanji kepada Komisi VII untuk memperhatikan sungguh-sungguh PLTU iniSebab peranan PLTU ini dalam sistem kelistrikan Sumut sangat vitalKomisi VII selalu mempersoalkan kondisi PLTU Labuhan Angin ini ketika mengadakan rapat-rapat dengar pendapat dengan PLN.

Kini diketahuilah dengan pasti bahwa kualitas batubara memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja PLTU Labuhan AnginTapi persoalan belum selesaiBagian-bagian tertentu dari PLTU ini sudah terlanjur “babak belur” kena hajar batu-batu yang menyelundup atau diselundupkan ke dalam batubara selama lebih dari setahun iniMaka pada saat yang tepat nanti, PLTU ini harus dipaksa berhenti secara bergantian selama dua bulanUntuk diadakan perbaikanProgram ini direncanakan dilakukan bulan Mei nantiYakni setelah listrik dari Asahan I sudah mengalir ke para konsumen.

Kami sangat menginginkan agar krisis listrik di Sumut yang sudah berlangsung selama empat tahun dan sudah teratasi seminggu yang lalu itu bisa berlangsung seterusnyaMinggu lalu adalah tonggak penting teratasinya krisis listrik di SumutBahkan beberapa hari terakhir Sumut sudah bisa “mensedekahkan” listriknya sebanyak 50 MW ke Riau.

Untung, Komisi VII baru bisa ke Sibolga hari iniKalau saja wakil-wakil rakyat itu ke Sibolga bulan lalu pasti raut wajah mereka akan sangat bermuram durja! Bukan saja mengapa terjadi krisis listrik, tapi sampai bulan lalu saya pun belum tahu bagaimana harus mengatasinya!(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mati Listrik 10 Jam? Di Surabaya?


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler