Agar Panen Lebih Cepat, Petani Boleh Pinjam Alsintan di Brigade

Kamis, 23 April 2020 – 07:15 WIB
Petani saat memanen dengan menggunakan alsintan. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan panen pertanian terus dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Untuk memperlancar, Brigade Alsintan sebagai pengelola dan pengendali distribusi pemanfaatan alat mesin pertanian dimaksimalkan manfaatnya. Sehingga petani dapat memanfaatkannya dengan sistem pinjaman untuk meningkatkan produksi pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, petani dipersilakan memanfaatkan Alsintan yang tersimpan di Dinas Pertanian atau Kodim setempat. Petani tinggal membuat surat permohonan melalui Gabungan Kelompok Tani di wilayah masing-masing.

BACA JUGA: Kementan Gerakkan Pasar Mitra Tani Seluruh Indonesia Jaga Ketersediaan Pangan

"Di Brigade Alsintan tersedia berbagai alat pertanian modern. seperti traktor roda dua, traktor roda empat, transplanter (penanam) dan pompa air serta excavator atau backhoe dan semuanya dalam kondisi baik," ungkap Mentan SYL.

Menurut Mentan SYL, alsintan tersebut dititipkan Kementan untuk membantu petani dalam rangka mewujudkan swasembada tanam. Terkait mekanisme peminjaman, petani tinggal berkoordinasi dengan Distan atau Babinsa dan membuat surat permohonan yang berisi peminjaman Alsintan melalui Gapoktan.

BACA JUGA: Alsintan Jadi Solusi Kekurangan Tenaga Kerja Tani di Bali

"Mekanisme peminjaman tersebut untuk memperjelas siapa yang bertanggung jawab atas peminjaman. Silakan membuat surat melalui Gapoktan. Kalau alsintan yang dimaksud tersedia atau tidak sedang dipakai petani lain, bisa langsung dipakai,” ujarnya.

Kementan pun berharap masing-masing daerah memiliki Brigade Alsintan. Alasannya, untuk meminjam Alsintan dari Brigade Alsintan ini banyak keuntungannya. Brigade ini, lanjutnya, menjadi pengelola Alsintan agar penggunaannya lebih maksimal.

BACA JUGA: Pemanfaatan Alsintan Solusi Tepat Memanen di Tengah Pandemi Corona

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan, Brigade Alsintan dibentuk dilandasi temuan ribuan alsintan hanya dibiarkan menganggur. Padahal, untuk pengadaan alsintan ini, pemerintah sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit.

"Brigade ini menjadi pengelola alsintan agar penggunaannya lebih maksimal. Kami akan mengubah cara penanganan alsintan. Bila di kelompok tidak maksimal, maka pengelolaannya diserahkan ke Brigade," kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy mengatakan, mengatakan, Brigade Alsintan adalah tim yang memonitor penggunaan alsintan setiap harinya.

"Budaya kita selesai tanam pangku tangan, sehingga alat akan digunakan saat tanam lagi. Untuk itu, dibuat brigade supaya tidak ada lahan tidur, dan kerja optimal," ujarnya.

Dia mengatakan, brigade akan memonitor jika ada alsintan yang tidak optimal maka alat dipindah ke kelompok tani tetangganya. Cara melihatnya, traktor roda 4 diminta untuk kerja 2 hektare (ha) per hari, hand traktor 0,2 ha per hari. Hal ini yang harus dipenuhi petani dari penggunaan alsintan.

"Kami ingin alat dan mesin pertanian betul-betul optimal. Karena ada yang terjadi setelah selesai pengolahan disimpan. Sehingga traktor optimal, lahan, dan petani optimal," pungkasnya.(ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler