Agar Tak Balik ke Luar Negeri, Mantan TKI Diajari Bikin Sate Kelinci dan Deterjen

Rabu, 13 Mei 2015 – 14:49 WIB
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid saat menyaksikan pelatihan untuk para mantan TKI. FOTO: ist

jpnn.com - BADAN Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) terus menumbuh kembangkan sektor pemberdayaan TKI purna atau orang-orang yang pernah menjadi pekerja di negeri orang. 

Kini, BNP2TKI melalui unit pelaksana teknisnya yakni Balai Pelaksana Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) telah menggandeng Aisyiyah Muhammadiyah dan Balai Latihan Kerja Peningkatan Produktivitas (BLK-PP) DIY, serta ILO. Mereka bersinergi menggelar acara bimbingan teknis peningkatan kapabilitas TKI purna.

BACA JUGA: Pekan Depan, MenPAN-RB Panggil Bupati dan Sekda Konkep

Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengungkapkan, acara yang berlangsung 11-13 Mei 2015, di Yogyakarta ini meliputi tiga bidang usaha.

Pertama, pengelolaan kuliner kelinci yang diadakan di BLK-PP DIY. Dalam pengelolaan kuliner kelinci, para TKI Purna dibimbing oleh R Joko Sihono yang merupakan instruktur dari BLK-PP DIY. Selain itu mereka Juga dengan mendatangkan pengusaha warung makan yakni Bapak Giyarso yang memang telah lama menggeluti usaha sate kelinci di Kaliurang, Telogo Putri.

BACA JUGA: Baru 6 Bulan, Menteri Kabinet Kerja Belum Layak Diganti

"Para TKI Purna diberikan teori tentang mental usaha serta konsep usaha seperti pelayanan dan segi cita rasa kuliner. Di samping itu diberikan beberapa tips teknik memotong dan mengolah daging kelinci agar citarasa yang dihasilkan dapat optimal," kata Nusron yang mengunjungi langsung bimtek tersebut, Selasa (11/5).

Yang kedua, kata dia, yakni pembuatan sabun deterjen yang dibimbing oleh instruktur dari Aisyiyah Muhammadiyah. Dalam pelatihan ini diajarkan tentang bahan-bahan pembuat sabun deterjen, bagaimana cara meracik bahan deterjen, cara pengemasan melalui alat sederhana serta bagaimana pemasarannya.

BACA JUGA: Kebanjiran 300 Email Sehari, dan Kebiasaan Jonan Sebelum Tidur

Lalu yang ketiga, kata dia, adalah pelatihan dasar-dasar jahit konveksi, yang dibimbing oleh Siti Murtiani yang merupakan dari BLK PP-DIY.

Dalam kunjungan tersebut Nusron secara simbolis juga memberikan bantuan perlengkapan usaha yang diserahkan kepada tiga  ketua paguyuban TKI Purna.

Bantuan tersebut berupa 1 buah unit genset diberikan untuk paguyuban TKI Purna "Perintis" yang mengikuti bimtek Jahit. Dia juga memberi bantuan berupa empat buah ember, empat buah timbangan digital, dan timbangannya saja.

Selain itu Nusron juga memberi bantuan mesin sealer perekat plastik diberikan bagi paguyuban TKI Purna yang mengikuti pelatihan pembuatan deterjen, dan bantuan mesin spriner untuk memisahkan antara daging dan minyak bagi paguyuban TKI Purna yang mengikuti pelatihan kuliner kelinci.

Nusron menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu cara mengurangi jumlah TKI bekerja ke luar negeri yakni dengan memperluas kesempatan kerja, caranya bagi TKI yang sudah pulang, agar tidak kembali bekerja ke luar negeri maka dilatih agar bisa produktif, lalu dicarikan modal pinjaman oleh pemerintah.

"Pemerintah selain memfasilitasi permodalan dengan cara mencarikan pinjaman dari lembaga keuangan, juga membantu pemasaran hasil produksi TKI Purna" ujar Nusron.

Nusron juga menyampaikan lima pilar sukses bagi TKI, yakni TKI tersebut harus mau dilatih, mau berproduksi, mau difasilitasi pembiayaannya, mau difasilitasi pasarnya, dan mau didampingi. (mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Menteri Yuddy Selesaikan Kasus CPNS Konkep


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler