jpnn.com, JAKARTA - Ketua Asosiasi Sutradara Televisi Indonesia Agung Cahyono, S.Sn mengingatkan para konten kreator untuk tidak lelah membuat dan menayangkan konten-konten yang positif, baik, menggugah, dan membangun optimisme publik.
Tayangan yang demikian bukan saja sangat positif, tetapi menginspirasi semua yang melihat untuk melakukan hal yang sama seperti di dalam konten yang ditayangkan tersebut.
BACA JUGA: Webinar Series Dies Natalis ke-25 ATVI: Bangun Kreativitas Melalui Video
Moderator mahasiswa ATVI Ayda Chairunissa. Foto: Dok. ATVI
BACA JUGA: Kepada Dosen dan Karyawan ATVI, Hery Winoto Berbagi Kiat Memenangkan Persaingan
"Selama ini banyak tayangan yang membuat masyarakat gelisah, takut, bahkan menimbulkan kengerian. Nah, yang demikian itu harus kita hindarkan. Manfaatkan kemudahan di era digital ini untuk kebaikan bersama,” ujar Agung Cahyono ketika tampil sebagai narasumber seri webinar ketiga, bertema “Produksi Konten Video di Era Digital” yang digelar dalam rangka menyambut Dies Natalis ke-25 Akademi Televisi Indonesia (ATVI) di Jakarta, Kamis (13/4/2023).
Webinar selama satu jam lebih dimoderatori oleh mahasiswa ATVI Ayda Chairunissa menarik peserta mengingat panitia menyediakan hadiah istimewa berupa tiga buku terbitan Prenada Media bagi penanya terbaik.
BACA JUGA: Kolaborasi YPP Indosiar-SCTV dan ATVI Gencarkan Literasi Media Bagi Pelajar SD
Oleh karena itu, ketika sesi tanya jawab dibuka, banyak pertanyaan dilontarkan peserta terkait pembuatan konten video untuk ditayangkan ke media sosial.
Hingga webinar berakhir, lebih 150 peserta masih setia mengikuti. Jumlah peserta yang cukup banyak ini karena dukungan aplikasi Ngampooz.
Agung Cahyono menyoroti era digital dalam kerangka perkembangan televise saat ini, perilaku penonton yang berubah, dan tentunya bagaimana konten video di era yang serba digital.
Selain perubahan perilaku menonton televisi yang dipicu berkembangnya teknologi digital dan makin masifnya penggunaan media sosial.
“Kalau kita perhatikan, pengelola stasiun TV kini juga mengikuti arus perubahan. Konten siaran stasiun TV konvensional juga membuat untuk format lain yang sesuai keinginan masyarakat dalam bentuk konten yang ditayangkan di media sosial mereka dan saluran televisi berlangganan,” katanya.
Soal kegiatan menonton televisi, Agung mengutip Morley, 1995 yang menyebutkan, menonton televisi adalah proses aktif, baik antar partisipan maupun partisipan dan televisi yang di dalamnya audiens aktif memilih, memakai, menafsir, dan mengawasi material-material yang dikonsumsinya.
“Jadi, menonton berarti aktivitas melihat sesuatu dengan pikiran, ketika terjadi “engagement” antara televisi dan audiens, maka terciptalah koneksi emosional di dalamnya, entah outputnya berupa kesenangan, kepuasan, amarah, tawa, kesedihan, keinginan, dan lain-lain,” ujar Agung.
Agung menyebut “engagement” yang terbangun antara televisi dan penonton, entah itu program acara dengan sistem multicam atau single cam, tidak terlepas dari wawasan visual image dan skill sutradara televisi dalam menyampaikan pesannya.
Karena perkembangan era digital yang sudah merasuki semuabidang kehidupan, secara otomatis, perilaku masyarakat pun kata Agung, berubah.
Menurut dia, masyarakat bergeser dari citizen menjadi netizen (karena akses digital dan dukungan teknologi yang semakin merata serta terbuka).
“Tuntutan dan gaya hidup akhirnya berubah, mobilitas masyarakat menjadi tinggi media baru pun semakin berkembang. Media baru dianggap sebagai oase bagi aktualisasi diri dan dukungan bagi peradaban manusia (terutama setelah masa pandemi dimulai), contoh: dukungan dalam bidang ekonomi retail melalui marketplace, social media, self/ personal branding melalui social media content, dan bidang komunikasi melalui chat dan messenger app, dan lai-lain,” papar Agung Cahyono.
Masih dalam konteks konten video, Agung juga memaparkan soal digital storytelling, karakteristiknya, contohnya serta dampaknya yang luar biasa.
“Salah satu karakteristik digital storytelling adalah sifatnya yang personal (berdasarkan pengalaman atau gaya atau ketertarikan si kreator), menggugah, menghibur, inspiratif,”kata Agung.
Ikuti Perkembangan Era Digital
Direktur ATVI Dr. Melitina Tecoalu, M.M mengatakan webinar ini sangat menarik dan kontekstual dengan perkembangan era digital saat ini.
Oleh karena itu, bagi khalayak, khususnya mahasiswa, banyak yang hal yang bisa dikerjakan untuk membuat konten-konten video yang berguna bagi masyarakat.
“Dengan memanfaatkan teknologi yang mudah dan murah saat ini, maka yang dibutuhkan adalah kreativitas, inovasi dan terus belajar untuk menghasilkan konten yang menginspirasi bagi banyak orang,” ujar Melitina.
Kaprodi Sarjana Terapan Produksi Media ATVI Teguh Setiawan S.Pd., M.I.Kom mengatakan Webinar ini merupakan peran serta ATVI khususnya Prodi Produksi Media dalam memberikan pengetahuan yang terkait dengan media kepada masyarakat, khususnya siswa SMA/SMK dan mahasiswa.
Rangkaian webinar ini akan terus berlanjut dengan materi dan narasumber yang lebih menarik.
Kaprodi D3 Komunikasi Massa ATVI Erwin Mulyadi, S.Si., M.I.Kom menambahkan kegiatan webinar series ATVI ini adalah wujud peran serta ATVI berbagi ilmu kepada generasi muda, dalam rangka Dies Natalis ke-25 ATVI.
"Kami telah menjadwalkan berbagai topik Webinar yang menarik dengan narasumber yang kompeten. Harapannya semoga sumbangsih ini bisa berguna untuk memberi wawasan tentang dunia produksi konten digital yang saat ini sedang sangat diminati generasi muda,” kata Erwin.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari