jpnn.com, JAKARTA - Marketing Director PT Agung Podomoro Land Tbk Agung Wirajaya menyampaikan optimismenya industri properti akan tetap tumbuh positif tahun depan.
Menurutnya, ekonomi Indonesia memiliki fundamental yang baik dan diprediksi akan terus tumbuh positif di 2023.
BACA JUGA: Sikat Tambang Galian C Ilegal di Jateng, Ganjar Inisiatif Buat Aplikasi Khusus untuk Melapor
Melalui berbagai strategi dan inisiatif baru Agung Podomoro mampu memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 selama tiga tahun terakhir dengan pertumbuhan bisnis yang sangat positif.
"Dengan berbagai perubahan pascaCovid-19, sebagai pengembang kami dituntut untuk melakukan berbagai terobosan agar proyek-proyek properti kami sesuai dengan kebutuhan masa kini dari konsumen. Strategi itu yang telah dilakukan oleh Agung Podomoro dalam tiga tahun terakhir dan berhasil," jelas Agung dalam diskusi publik Optimisme Ekonomi dan Sektor Properti dalam Menatap 2023.
BACA JUGA: GoPay jadi Dompet Digital yang Paling Banyak Digunakan
Sebagai contoh pada saat pandemi, Agung Podomoro meluncurkan hunian di Kota Podomoro Tenjo dan terjual hingga 4.500 unit.
Bahkan apartemen Podomoro City Deli Medan yang di bangun APL di Medan sold out dalam waktu singkat.
BACA JUGA: 2023 Sektor Properti Diyakini Tumbuh Positif, BTN Siapkan Terobosan Baru
“Saat orang mundur, kami selalu terus melaju. Di saat orang menahan penjualan dan ekspansi, kami jalan terus. Sebab kebutuhan hunian masih sangat besar sekali gap-nya. Sekarang sudah mencapai 12,7 juta, dan pasti setiap tahun akan bertambah terus jumlahnya. Kalau pun seluruh pengembang bergabung, belum tentu dapat memenuhi kebutuhan hunian yang sangat besar itu,” kata Agung.
Chief Marketing Officer Bukit Podomoro Jakarta Zaldy Wihardja mengatakan, keyakinan APL dalam menatap 2023 itu dibuktikan dengan tetap berinvestasi dan membangun properti di kawasan Jakarta Timur.
Hal itu dilakukan sebagai strategi untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan aset dengan pertumbuhan nilai tinggi juga kawasan perumahan mewah yang didambakan dan ditunggu warga Jakarta Timur.
Di Jakarta Timur, kenaikan harga tanahnya relatif terlambat dibandingkan wilayah Jakarta yang lain.
Apalagi pemerintah DKI Jakarta berencana untuk menjadikan kawasan Jakarta Timur sebagai kawasan hunian, bukan lagi industri.
"Kami membangun Bukit Podomoro Jakarta karena potensi pertumbuhannya masih sangat tinggi. Saat ini harga tanahnya masih sekitar 20-25 juta per meter, separo dari harga di Jakarta Pusat dan Selatan. Tapi saya yakin 3-4 tahun lagi harga tanah di Jakarta Timur akan melejit," ungkapnya.
Jakarta Timur, tambah Zaldy, merupakan daerah Sunrise yang tersimpan di Jakarta dan siap menjadi daerah emas baru selanjutnya.
Zaldy mencontohkan kenaikan harga rumah di Bukit Podomoro satu tahun terakhir yang berkisar 10-15 persen. Kenaikan tersebut, sudah lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi.
“Properti pasti naik terus. Kalaupun stagnan, pasti tidak lama akan naik lagi. Selain itu, properti memiliki risiko yang terukur, karena asetnya memiliki wujud alias dapat ditinggali,” sebutnya.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nippon Paint Manjakan Nelayan Tradisional Lewat Rangkaian CSR Warnai Kehidupan
Redaktur & Reporter : Yessy Artada