Agustiar Sabran Mengajak Masyarakat Meneladan Cara Nabi Muhammad Berpolitik

Kamis, 28 September 2023 – 11:06 WIB
Agustiar Sabran. Foto: source for JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah Agustiar Sabran mengatakan nilai utama dari maulid Nabi Muhammad saat ini ialah mempererat persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat Indonesia.

"Dari perjalanan hidupnya, Rasullullah telah memberikan contoh kepada umat manusia tentang persatuan dan kesatuan," katanya.

BACA JUGA: Ribuan Warga Tumpah Ruah Ramaikan Pembukaan Festival Maulid Kota Tangerang 2023

Agustiar mengingatkan kembali tentang peristiwa kala Nabi Muhammad mempersaudarakan Anshar dan Muhajirin.

"Kedua kelompok ini dipersaudarakan di atas prinsip kebenaran, persamaan, dan hak saling mewarisi harta," ujarnya.

BACA JUGA: Agustiar Sabran Teringat Keikhlasan Muhammadiyah dan NU

Tak cuma mempersaudarakan sesama pemeluk Islam, Rasulullah juga menginisiasi persatuan dan perdamaian lintas agama seperti perjanjian damai dengan Bani Dlamrah, suluh Hudaibiyah, dan beberapa perjanjian lainnya.

Agustiar menyebut kejadian itu merupakan jalan terbaik yang Rasulullah upayakan guna menciptakan persaudaraan, persatuan, dan solidaritas keagamaan di muka bumi.

BACA JUGA: Agustiar Sabran: Pancasila Ideologi Penjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa

"Oleh karena itu, apa yang telah diperjuangkan Rasulullah, seharusnya menjadi teladan bagi umat Islam saat ini, untuk lebih mempererat tali persaudaraan dan persatuan," katanya.

"Sehingga kerukunan dan kedamaian bisa dirasakan oleh siapa pun, termasuk oleh bangsa multikultural seperti Indonesia ini," imbuh Agustiar.

Pria yang juga menjabat sebagai anggota DPR RI dari PDIP ini mengajak masyarakat meneladan Rasulullah, seperti sifat saling tolong-menolong dan gotong royong.

"Dengan gotong royong, Nabi Muhammad merenovasi Ka'bah. Para penduduk Mekkah membantu perkerjaan itu dengan sukarela. Nabi juga menyelesaikan perselisihan peletakan Hajar Aswad dengan kebersamaan," kata Agustiar.

Dia mengajak umat Islam untuk meneladan akhlak Nabi Muhammad dalam berpolitik, yakni dengan lebih mengutamakan kebaikan.

"Kini sudah saatnya meninggalkan bangunan politik yang sarat sekat-sekat eksklusif, diskriminatif, ketidakadilan sosial, ekonomi, hukum, politik, dan ideologi," ujarnya.

"Mari membangun sistem politik yang dipenuhi hubungan emosionalitas dan kharismatik antara rakyat dan penguasa, serta hubungan harmonis dan inklusif antara sesama warga di tengah pluralitas sosial dan keagamaan di Indonesia, seperti ajaran (politik) Rasulullah," imbuh Agustiar. (*/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler