jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Agustiar Sabran mengatakan perbedaan peringatan Iduladha 2023 di Indonesia tak harus menjadi persoalan dan jangan sampai melemahkan persatuan.
Muhammadiyah merayakan Iduldha pada Rabu (28/6), sedangkan pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) pada Kamis (29/6).
BACA JUGA: Libur Panjang Cuti Bersama Iduladha Bagus bagi Perekonomian, Begini Kata Pengamat
"NU dan Muhammadiyah punya peran penting dalam tonggak sejarah memerdekakan Indonesia. Tokoh-tokoh dari keduanya berjuang membawa Indonesia keluar dari penjajahan, dengan ikhlas dan tulus," katanya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Kalteng) tersebut mengatakan bahwa perbedaan seharusnya dijadikan kelebihan untuk saling melengkapi.
BACA JUGA: Agustiar Sabran: Pancasila Ideologi Penjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
"Kalau kata Bung Karno, negara ini, Republik Indonesia, bukan milik kelompok, agama, atau etnis mana pun. Namun, milik semua dari Sabang sampai Merauke," ujar Agustiar.
"Itulah konsep nasionalisme. Bukan orang Jawa, bukan orang Sumatra, bukan orang Kalimantan, Sulawesi, Bali atau lainnya, tetapi orang Indonesia, yang bersama-sama menjadi fondasi satu kesatuan," imbuhnya.
BACA JUGA: Pantauan Harga Pangan Jelang Iduladha, Lebih Tinggi dari Tahun Lalu
Agustiar pun mengajak masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, untuk sama-sama bergandengan tangan dan membuang perbedaan. Tak perlu memperdebatkan perbedaan perayaan hari besar.
"Sudah saatnya mendukung apa yang sudah dilakukan para tokoh bangsa, terutama dari NU dan Muhammadiyah. Sebagai generasi penerus, kita wujudkan Indonesia Emas 2045," ujar politikus PDI Perjuangan itu. (*/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan