Agustus, Empat Pulau Ini Berpotensi Dilanda Karhutla

Senin, 01 Juli 2019 – 03:30 WIB
Pemadaman karhutla via udara. Foto: sumeks.co.id

jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan beberapa wilayah di Indonesia memiliki potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau tahun ini.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan, mengatakan, potensi terjadinya karhutla terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

BACA JUGA: BPBD Sebut Ada Penambahan Luas Lahan Terbakar di Dumai

“Untuk sekarang dari pantauan kami titik panas karhutla belum banyak ya, walaupun per daerah seperti Riau kemarin terjadi karhutla pada Januari hingga Februari. Namun, dengan puncak musim kemarau di bulan Agustus, potensi karhutla di empat pulau tadi akan terjadi,” ujar Dodo dalam konferensi pers info terkini terkait bencana alam di Kantor BNPB, Jakarta Timur, akhir pekan lalu.

BACA JUGA: Jelang Hadapi Sulut United, Geri Mandagi: Motivasi Saya Berlipat Ganda

BACA JUGA: Hutan Lindung Duriangkang Dibakar, Pelaku Diduga Pembalak Liar

Dodo menambahkan, untuk saat ini, di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan NTT belum ada laporan yang menyatakan siaga kebakaran hutan. Namun, pada Agustus diprediksi terjadi seiring puncaknya musim hujan ditambah adanya el nino.

“Puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi di bulan Agustus. Di beberapa wilayah, seperti Jawa Timur bahkan sudah 60 hari tanpa hujan sejak awal Juni,” ujar Dodo.

BACA JUGA: BPBD Turunkan Tiga Tim untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Rohil

Dia menjelaskan, kondisi iklim kemarau di Jawa Timur sudah parah. Kekeringan serupa juga terjadi di Jawa Tengah dengan tidak mengalami hujan dalam satu bulan ini.

Adapun di wilayah lain, lanjutnya, seperti Sumatera juga sudah memasuki musim kemarau namun belum ada tanda-tanda adanya titik kebakaran hutan maupun lahan.

“Tahun ini memang puncak kemarau akan lebih parah dibandingkan 2018 ya karena ada el nino. Tahun lalu el nino enggak muncul,” paparnya.

BACA JUGA: Sulut United vs Mitra Kukar: Pantang Hilang Poin di Kandang Lawan

Maka dari itu, seperti diungkapkan Dodo, musim kemarau tahun 2019 akan terasa lebih kering dibandingkan 2018. Adapun untuk durasi kemarau tahun ini bervariasi.

“Bervariasi, ada wilayah yang sudah kemarau mulai April, ada yang baru mulai Mei, Juni pun ada. Nanti Juli hampir semua daerah sudah mulai masuk dan puncak kemarau pada Agustus,” jelasnya. (kps)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Bulan, 250 Hektare Lahan Terbakar di Batam


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler