Aher Merasa Masih Punya Peluang

Selasa, 13 Mei 2014 – 08:12 WIB

jpnn.com - BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang juga kandidat kuat calon presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membantah dirinya tak lagi punya peluang untuk maju di bursa capres dan calon wakil presiden.

Aher-sapaan karibnya- yakin peluang baginya untuk maju sebagai capres maupun cawapres masih terbuka.

BACA JUGA: Janji Perjuangkan Bali Jadi Daerah Istimewa

Keyakinannya itu didasari oleh belum adanya pengumuman resmi pasangan capres-cawapres dari masing-masing partai koalisi.

"Jangan nebak-nebak, peluang itu masih ada. Pak Jokowi belum punya cawapres, Pak Prabowo juga belum mengumumkan wakilnya," ujar Aher di sela-sela diskusi Sawala Politik, di Bandung, Senin (12/5).

BACA JUGA: 14 Parpol dan 30 Caleg DPD Gugat Hasil Pileg

Meskipun prediksi pasangan capres-cawapresnya tidak menyebut-nyebut nama Ahmad Heryawan dan arah koalisi parpol yang sudah semakin jelas seiring makin dekatnya pelaksanaan pemilihan umum presiden, namun dia yakin peluang baginya tetap akan muncul di sisa waktu terakhir.

"Biasanya, namanya politik kan injury time, coba waktu Pilgub Jabar, (saya) di hari terakhir daftarnya, pilpres juga mirip-mirip gitu lah, tunggu saja tanggal mainnya," ucapnya.

BACA JUGA: Yudhoyono Main Dua Kaki, Dicurigai Korbankan Peserta Konvensi

Menurut Aher, seseorang akan memilih pendampingnya yang bisa memberikan nilai tambah. Dalam konteks pemenangan pilpres, katanya, nilai tambah tersebut berupa tambahan suara yang bisa membawa kemenangan.

Selain itu, pemilihan pendamping pun mengacu pada faktor ketokohan, ikatan batin, dan peluang menang yang lebih besar. Heryawan pun mengatakan, niatnya maju di bursa capres dan cawapres didasari kerinduan masyarakat Jabar yang menghendaki wakilnya maju di kancah nasional.

"Kerinduan ini beralasan karena puluhan tahun kawasan selatan tidak terbangun, utara juga seperti itu. Ini lebih kepada ingin menghadirkan putra Jabar di nasional, baik RI 1 ataupun RI 2. Tentu saja harapannya, Jabar dapat perhatian yang proporsional dalam koridor keadilan," paparnya.

Disinggung soal arah koalisi partainya, Aher mengaku tidak tahu jelas. Sebab, dirinya bukanlah orang yang ditunjuk partai untuk berkomunikasi dengan partai di luar PKS.

Kendati begitu, menurutnya arah koalisi parpol pengusung capres dan cawapres kini sudah semakin mengerucut. "Bocoran-bocorannya di media sudah muncul, sekarang Gerindra sudah konsen membangun koalisi dengan PKS,  keliatannya sudah mengental, sudah mengerucut siapa akan berkoalisi dengan siapa," ucapnya.

Disinggung soal peluangnya menjadi pendamping Prabowo Subianto, orang nomor satu di Jabar itu mengaku, menyerahkan sepenuhnya kepada capres Partai Gerindra tersebut. Namun, menurutnya setelah poros koalisi Gerindra resmi terbentuk, akan digelar musyawarah untuk menentukan siapa saja kandidat cawapres.

"Sejumlah calon hasil musyawarah tersebut akan diajukan dan sang capres akan menentukan siapa yang mendampinginya," tuturnya. Heryawan juga menegaskan, jika resmi berkoalisi dengan Gerindra, partainya tidak akan menarik dukungan dari poros koalisi Gerindra manakala Prabowo Subianto tidak menunjuk cawapres dari PKS.

Hal itu ditegaskan Heryawan menyusul semakin gencarnya informasi yang menyebutkan Hatta Radjasa menjadi pendamping Prabowo Subianto. "Kalau tiba-tiba tidak ada ketidakcocokan karena bukan dari kelompok dia, masa iya harus mundur? Tapi bisa juga sebaliknya. Boleh jadi ngambil dari PKS juga, bukan PAN kan?" katanya.

Kembali ditanya soal kesediaannya untuk menjadi menteri manakala posisi cawapres tidak berhasil diraih, Aher enggan menjawab tegas. Padahal, beberapa waktu lalu, dengan tegas dirinya menyatakan enggan menjadi menteri dan memilih tetap menjadi gubernur.

"Menteri" gitu yah" Yah, nanti saja lah, jangan menduga-duga," pungkasnya. (agp)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah TKA di Indonesia Semakin Menurun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler