Aher: Yang Kalah Harus Menerima

Kamis, 10 Juli 2014 – 09:19 WIB

jpnn.com - BANDUNG - Usai pencoblosan Pemilihan Umum Presiden 2014, masyarakat diimbau tenang dan tidak mudah terpancing oleh berbagai isu yang menyesatkan.

Hal ini penting untuk mencegah terjadinya berbagai potensi yang bisa bisa merusak kondusifitas persatuan dan kesatuan bangsa

BACA JUGA: Jokowi Unggul di TPS Walikota

Demikian diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan terkait pelaksanaan Pilpres 2014 yang digelar pada 9 Juli kemarin. Menurut Heryawan, siapa pun pemenangnya nanti, masyarakat harus menerimanya sebagai pemimpin.

"Harus diterima secara dewasa, oleh seluruh komponen bangsa ini. Yang kalah harus menerima kekalahan itu," kata Heryawan usai menyalurkan hak pilihnya di tempat pemungutan suara 01 RW 01, Kelurahan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Rabu (9/7).

BACA JUGA: Jokowi-JK Kuasai Jakarta

Sementara itu, Heryawan menilai, antusiasme pemilih Jabar pada Pilpres 2014 dinilai meningkat dibanding pemilihan umum legislatif. Ini merupakan hal positif karena terus membaiknya kesadaran warga dalam berpolitik.

Heryawan pun mengaku bangga kepada warga Jabar yang telah menyukseskan pilpres ini. Menurutnya, warga semakin paham akan pentingnya demokrasi dalam kehidupan bernegara, sehingga tidak ingin menyia-nyiakan begitu saja jalannya pesta demokrasi lima tahunan ini.

BACA JUGA: Pendaftaran CPNS 2014 Satu Pintu

Selain itu, faktor lain yang mendorong peningkatan jumlah partisipasi pemilih adalah jumlah kontestan yang hanya dua pasang. Gubernur dua periode ini menilai, jumlah kontestan yang hanya dua pasang mampu menarik perhatian masyarakat karena tingkat persaingan yang terasa.

"Selain itu, dengan dua pasang, masyarakat pun lebih mudah dalam memilih. Tinggal sekali coblos," kata Aher, panggilan akrabnya.

Disinggung soal masih banyaknya pemilih yang tidak bisa menyalurkan hak pilih karena terhambat mekanisme, Heryawan menyayangkan itu. Menurutnya, Komisi Pemilihan Umum harus segera mengevaluasi hal tersebut.

"Saya sesalkan itu, gara-gara tidak dapat A5, (warga) jadi tidak bisa memilih. Penyelenggara pemilu harus lebih baik, harus ada kehati-hatian," katanya.

Ketua DPRD Jabar Irfan Suryanagara menilai, secara umum, pelaksanaan pilpres di Jabar berjalan baik. Meski memiliki jumlah pemilih terbanyak di Indonesia, kata Irfan, pelaksanaan pilpres di Jabar tidak ada hambatan yang berarti.

Kendati begitu, Irfan menilai, pilpres kali ini sedikit ternoda oleh hasil hitung cepat dari lembaga survei. Pasalnya, tambah Irfan, sejumlah lembaga survei merilis hasil yang berbeda terkait pilpres ini.

"Bahkan sudah ada yang mengumumkan kemenangan, padahal penutupan (TPS) belum lama dilakukan," kata Irfan di Bandung, kemarin. Berbedanya hasil lembaga survei itu, tambah Irfan, akan merugikan masyarakat.

"Ini menyesatkan. Karena selain membingungkan, ini pun bisa menjadi pemecah di antara masyarakat itu sendiri. Jadi, lembaga survei harus mengedepankan kepentingan bangsa dibanding kelompok," katanya. (agp)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bersaing Ketat di Sejumlah Provinsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler