AHF Indonesia Dorong Peran Asia dalam WHO Pandemic Agreement

Sabtu, 09 November 2024 – 04:35 WIB
AHF Indonesia mendorong peran Asia dalam WHO Pandemic Agreement. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - AIDS Healthcare Foundation (AHF) Indonesia mengajak negara-negara Asia untuk berperan aktif dalam negosiasi Pandemic Agreement yang tengah dibahas oleh WHO.

Langkah ini merupakan bagian dari kampanye global "Save Our Society" (SOS) yang bertujuan memperjuangkan keadilan dan kesetaraan dalam kesiapsiagaan kesehatan global.

BACA JUGA: WHO Tak Mendukung Vaksinasi Massal untuk Lawan Cacar Monyet

AHF menilai bahwa dengan pengalaman menghadapi pandemi COVID-19 dan tantangan dalam mengamankan akses terhadap vaksin, kawasan Asia dapat berkontribusi besar untuk menciptakan kerangka kerja pandemi yang lebih inklusif dan adil.

Ketua Program AHF Indonesia, Asep Eka Nurhidayat menggarisbawahi pentingnya pendekatan desentralisasi dalam penanganan pandemi COVID-19.

BACA JUGA: Tren Pemulihan Ekonomi Makin Solid Setelah Pandemi Covid-19 Berlalu

"Dengan memperkuat produksi terdesentralisasi dan berbagi teknologi, Asia dapat memimpin upaya global untuk kerangka kesehatan yang adil dan tangguh,” ujar Asep, dalam keterangannya, Jumat (8/11).

Asia, dengan kemajuan ekonomi dan teknologi yang signifikan, memiliki kemampuan untuk meningkatkan ketahanan kesehatan. Kemitraan regional di bawah payung ASEAN dinilai menjadi potensi kuat dalam mendukung produksi kesehatan lokal, baik vaksin, diagnostik, maupun pengobatan yang dibutuhkan.

BACA JUGA: Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19

Langkah ini, menurut Asep, akan membantu menciptakan Pandemic Agreement yang bukan hanya bermanfaat bagi Asia, tetapi juga membangun ketahanan kesehatan bagi seluruh dunia.

AHF juga menyerukan agar Pandemic Agreement mengadopsi beberapa poin penting. Di antaranya, mekanisme Kapasitas Produksi Regional untuk memfasilitasi produksi vaksin dan obat di negara-negara berpenghasilan rendah, dan Transfer Teknologi yang tidak bersifat sukarela demi mempermudah akses negara berkembang dalam mengatasi keadaan darurat kesehatan.

Selain itu, Sustainable Financing diperlukan untuk memastikan komitmen pendanaan jangka panjang dari negara maju dalam mendukung kesiapan pandemi bagi negara berpenghasilan rendah.

Peran masyarakat sipil juga dinilai krusial dalam rancangan Pandemic Agreement. AHF menekankan pentingnya partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan terkait kesehatan global.

AHF berharap tata kelola yang lebih transparan dan inklusif dapat memperkuat akuntabilitas serta efektivitas dalam mencegah dan menghadapi ancaman kesehatan di masa mendatang.

Saat negosiasi Pandemic Agreement mendekati tahap akhir, AHF Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mendorong negara-negara Asia agar mendukung terciptanya perjanjian yang berfokus pada keadilan kesehatan dan ketangguhan sistem. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler