Ahli: Luka Korban Akan Memengaruhi Hubungan Personal dan Pekerjaan

Rabu, 17 April 2013 – 13:50 WIB
BOSTON - Nasib buruk diterima para korban ledakan bom Boston Marathon. Terutama para korban yang harus diamputasi maupun yang telah kehilangan anggota badannya. Psikolog dan ahli dari sekolah kedokteran Johns Hopkins Stephen Wegener mengatakan, para korban tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama untuk pemulihan psikis serta rehabilitasi social. Terutama bagi korban yang harus rela diamputasi.

jpnn.com - “Amputasi akan mengubah hubungan personal dan kehidupan dalam pekerjaan,” ujar Wegener seperti dilansir Guardian.

Menurut Wegener, korban yang mengalami hal-hal parah seperti Bom Boston memang bakal menghadapi situasi tersebut dengan respon yang berbeda-beda. Sekitar 30 persen korban yang menjalani amputasi akan mengalami depresi. Nah, jika amputasi diasosiasikan dengan trauma, para korban tersebut akan mengalami situasi yang disebut dengan post-traumatic stress disorder (PTSD).

BACA JUGA: Bom Boston Dirakit di Panci Masak

Presiden Koalisi Amputasi Kendra Calhoun menambahkan, dukungan moril akan memegang peranan penting terhadap para korban yang kehilangan anggotan tubuhnya dalam ledakan tersebut.

“Dukungan adalah hal yang dibutuhkan untuk menguatkan para korban yang sudah menjalani perawatan namun akhirnya mesti kehilangan bagian tubuhnya,” terang Calhoun.

BACA JUGA: Tewas saat Menanti Ayah di Garis Finis

Rumah Sakit Massachusetts saat ini merawat sebanyak 176 korban ledakan bom Boston Marathon. Sebagian dari mereka mengalami luka di tubuh bagian bawah. Namun, pihak rumah sakit menyatakan bahwa beberapa korban saat ini berada dalam kondisi kritis. (jos/mas/jpnn)

BACA JUGA: Playboy Dilarang Buka Club di India

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Komentar Para Peserta Boston Marathon Tentang Bom


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler