jpnn.com, SURABAYA - Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Chairul Anwar Nidom menyebut bahwa Covid-19 varian Lambda kemungkinan sudah ada di Indonesia.
Sebagaimana diketahui varian itu sudah meletus di Peru saat ini.
"Saya yakin bahwa Lambda sudah ada di Indonesia. Cuma di Peru sudah ditemukan karena peralatannya lebih bagus untuk tracing dan testing," kata dia, Sabtu (28/8).
Nidom mengkhawatirkan varian tersebut bisa menembus antibodi dari vaksin apa pun, sehingga pada 2022 nanti bisa menjadi Covid-22.
Di Indonesia, kata Nidom, proses tracing dan testing masih lambat, sehingga masih belum diketahui ada tidaknya varian Lambda tersebut.
Virus sendiri ketika mendapat tantangan yang sama akan mengubah dirinya sesuai tantangan itu atau yang biasa disebut bermutasi.
Tantangan yang dilawan oleh virus corona adalah vaksin itu sendiri.
"Saya menduga orang-orang yang sudah vaksin kedua dan ketiga ada yang fatal itu bisa kemungkinan karena Lambda," ujar dia.
Menurut Nidom, Covid-19 sama seperti flu burung yang bisa menyebabkan terjadinya badai sitokin. Kondisi paru-paru menentukan kesehatan sang pasien.
Penyebanya, lanjut Nidom, paru-paru yang menjadi tempat pertukaran oksigen mengandung banyak sitokin. Seharusnya sitokin membunuh virus, tetapi justru menghancurkan sel-sel paru-pari.
Dia menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi empon-empon sejak awal untuk mencegah terjadinya badai sitokin.
"Itu salah satunya kunyit yang isinya kurkumin. Kurkumin itu bisa mencegah terjadinya badai sitokin," tutur dia.
Selain itu, masyarakat juga jangan khawatir menghadapi virus Covid-19. Yang terpenting olahraga dan mengonsumsi makanan atau pun obat-obatan herbal dijamin aman.
"Wedang uwuh bisa, tetapi kandungannya dikit bisa ditambah kunyit. Atau masakan-masakan dengan kunyit itu penting," pungkas Nidom. (mcr12/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA JUGA: Varian Baru COVID-19 Lambda Sudah Menyebar di 29 Negara, Waspadalah!
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Arry Saputra