Ahmad Basarah: Spirit Olahraga Bangun Sportivitas Bangsa

Senin, 22 April 2019 – 13:59 WIB
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah. Foto: MPR

jpnn.com, MALANG - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengatakan, spirit olahraga adalah menciptakan sikap sportifvitas sebagai nilai utama.

Menurut dia, sportivitas memiliki arti sikap adil dan jujur terhadap lawan serta sikap bersedia mengakui keunggulan lawan.

BACA JUGA: Rajut Kembali Merah Putih Usai Pilpres

Basarah menambahkan, saat ini bangsa Indonesia tengah mengalami ujian sportivitas dalam tikungan tajam demokrasi pemilu presiden dan pemilu legislatif tanggal.17 April lalu.

Masih diuji di lapangan apakah pihak yang kalah dapat secara sportif menerima dan mengakui kekalahannya atau tidak.

BACA JUGA: Selepas Pemilu, Ketua MPR Ajak Bangsa Ini Merajut Kembali Merah Putih

Basarah menyampaikan hal itu dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI bertajuk Peran Dunia Olah Raga Dalam Memperkukuh Semangat Kebangsaan Indonesia bersama Persatuan Bulu Tangkis se-Malang Raya (PBMR) di Malang, Jawa Timur, Minggu (21/4).

Legislator asal daerah pemilihan Malang Raya itu menambahkan, olahraga tidak hanya membuat tubuh dan mental sehat, melainkan juga kental dengan nilai-nilai filosofi.

BACA JUGA: Ketua MPR Berharap Pemilu Berlangsung Damai dan Luber Jurdil

Dalam dunia olah raga selalu ada yang namanya kompetisi. Dalam sebuah kompetisi itu tentu saja ada pihak yang menang dan kalah.

Segenap insan olahraga paham betul bahwa asas penting dalam kompetisi adalah fairness, mematuhi regulasi yang ada, menjunjung tinggi moral, keadilan dan jiwa sportivitas.

Internalisasi nilai-nilai itu demikian penting diterapkan. Dalam konteks inilah olahraga menjadi bagian penting sebagai instrumen pembentukan nilai dan karakter bangsa.

"Sama dengan pelaksanaan demokrasi elektoral yang baru saja kita laksanakan. Bahwa demokrasi Pancasila hakikatnya adalah menyatukan, bukan memecah belah. Demokrasi Pancasila berpijak nilai-nilai Pancasila yang menekankan persatuan nasional dan hikmat kebijaksanaan," beber Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Sebagai negara demokrasi, Indonesia harus menghadirkan pertandingan demokrasi melalui pemilu.

Tujuannya adalah untuk memilih pemimpin setiap lima tahun sekali. Mereka yang terpilih kemudian membentuk pemerintahan selama lima tahun ke depan dan bertugas melayani segenap kepentingan rakyat tanpa terkecuali.

Dengan membentuk pemerintahan inilah maka cita-cita proklamasi masyarakat adil dan makmur bisa diwujudkan.

"Karena itulah mari kita rapatkan barisan. Jaga terus persatuan nasional. Sebab persatuan adalah aset terbesar bangsa Indonesia. Dengan telah selesainya tahapan kampanye dalam proses Pemilu 2019 maka selesailah sudah semua persaingan politik yang terjadi. Segala sengketa menyangkut hasil pemilu kita serahkan kepada mekanisme hukum yang telah kita sepakati di negara kita. Kini saatnya merajut lagi persudaraan kita," jelas Basarah

Basarah menganalogikan puspa ragam perbedaan di Indonesia dengan kain tenun. Kain tenun tampak indah lantaran tersusun dari aneka warna-warni benang. Begitu juga Indonesia tampak indah karena penuh terdiri dari pusparagam perbedaan yang diikat dengan sasanti Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila.

"Inilah takdir Allah SWT untuk bangsa Indonesia. Bahwa Indonesia menjadi sebuah bangsa dan negara yang heterogen bukan kebetulan, melainkan sudah tertera jelas dalam suratan takdir bangsa Indonesia. Sebagai orang beriman maka wajib hukumnya bagi kita semua percaya kepada takdir Allah SWT. Bahwa takdir bangsa Indonesia adalah beraneka ragam. Tugas kita semua menjaga dan merawat dan menyangga kebinekaan tersebut," ujar Basarah. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabupaten Cianjur Wayang Golek Ikut Sosialisasikan Empat Pilar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR RI  

Terpopuler