jpnn.com - Debat keempat Pilpres 2019 yang diselenggarakan Sabtu (30/3) masih jadi pembicaraan hangat di kalangan honorer K2. Kali ini Koordinator Wilayah Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Ahmad Saefudin yang bicara.
Menurut dia, capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto memiliki kekuatan yang berbeda. Capres petahana bisa membeber apa yang sudah dilakukannya selama memerintah. Ada kelebihan dan kekurangan.
BACA JUGA: Tjahjo Kumolo: Jokowi Luar Biasa
Capres penantang, yang belum melakukan terasa lebih ke visioner jika nanti memerintah. Namun, keduanya mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk bangsa.
"Beda karakter, beda visi tapi semua akan terjawab pada 17 April mendatang. Semua usaha dan biaya yang dikeluarkan, akan terjawab di 17 April," kata Ahmad dalam pesan elektroniknya, Minggu (31/3).
BACA JUGA: Charles: Penonton Tertawa Karena Prabowo Salah Data Soal Pertahanan Indonesia
BACA JUGA: Pendapat Pimpinan Honorer K2 tentang Dua Capres saat Debat Keempat
Ahmad menilai, perjuangan tim capres-cawapres beda-beda tipis dengan honorer K2. Honorer K2 berjuang dengan karya bakti selama berpuluh tahun.
BACA JUGA: BPN Menduga Jokowi yang Menyeret Polri ke Kancah Politik
"Timses dan pejuang honorer K2 mirip kerjanya. Sama-sama menunggu dan berjuang buat nasib," ucapnya.
Sayangnya, kata guru honorer K2 salah satu SMPN di Boyolali ini, masalah yang sudah jelas dibikin remang-remang. Yang mudah dipersulit.
Alhasil, hingga saat ini nasib honorer K2 masih belum jelas. PPPK yang dijadikan solusi buat honorer K2 belum juga diumumkan hasil tesnya.
"Enggak bakal ada pemerintah yang akan bisa nuruti sesuai kareb. Seperti isi buku Miriam Budiarjo, dalam suatu negara adanya sikap puas dan tidak puas, pro pemerintah dan oposisi. Sekarang, solusinya adalah barang siapa membela agama Allah, Allah pasti mempermudah apa yang kita upayakan," bebernya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat Bilang Jokowi Tak Punya Arah dalam Isu Internasional
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad