jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk gerak cepat (gercep) mengatasi wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) sapi yang kini melanda setidaknya 7 provinsi di Indonesia.
Sejak pertengahan Desember 2024 hingga sekarang tujuh provinsi yang mengalami lonjakan kasus PMK sapi, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Lampung.
BACA JUGA: Inggris Dilanda Wabah PMK, 6 Juta Hewan Ternak Disembelih
“Pemerintah, dalam hal ini Kementan, mesti gercep, bagaimana agar wabah PMK tidak menyebar luas,” kata Yohan dalam keterangan pers, Jumat (10/1).
Kementan, kata politikus PAN ini, juga harus memastikan ketersediaan vaksin PMK mencukupi untuk dibagikan kepada peternak sapi.
BACA JUGA: Begini Cara Kementan Wujudkan Banten Zero dari Wabah PMK
“Jumlah sapi di Indonesia itu sekitar 12 juta ekor. Setidaknya, Kementan mesti memastikan kebutuhan vaksin sebanyak itu," papar Yohan.
Presidium MN KAHMI ini juga menyampaikan pengawasan terhadap lalu lintas sapi di tiap daerah harus diperketat, demi mencegah penularan kasus PMK.
BACA JUGA: Sikapi PSN PIK 2: Ahmad Yohan DPR: Negara Jangan Kalah
“Kalau ada temuan kasus penularan, segera tutup pasar sapi, lakukan karantina. Jangan malah tetap buka karena penyebarannya bisa melalui jual beli sapi," ucap Yohan.
Mengenai berulang kasus PMK, Yohan meminta Kementan, melakukan edukasi, mitigasi dan pendampingan secara rutin kepada peternak untuk mencegah maupun meminimalisir kasus tersebut terjadi di kemudian hari.
“Kementan juga harus rutin lakukan edukasi, mitigasi, dan pendampingan ke para peternak. Beri mereka penjelasan detail soal PMK dan cara mengatasinya," kata Yohan.
Tak kalah penting, ucap Yohan, Kementan juga harus memastikan menjelang Ramadhan, Idul Fitri hingga Idul hingga, sapi yang tersedia dan dijual di pasaran sudah bebas PMK.
"Jangan sampai ini mau puasa, lalu idul Fitri dan Idul Adha, penularan PMK masih terjadi. Kementan harus pastikan sapi yang ada bebas PMK," pungkas Yohan.
Lonjakan kasus PMK terjadi di sejumlah daerah. Di DIY misalnya, tercatat sebanyak 948 ekor sapi dalam satu bulan terakhir terpapar PMK.
Adapun di Jawa Timur, seperti Gresik, dalam satu bulan terakhir tercatat ada 185 ekor sapi terjangkit, dengan 22 ekor mengalami kematian.
Di Trenggalek, 235 ekor sapi yang terkena, dengan 10 ekor sapi mati dan lima ekor dipotong paksa dalam kurun waktu dua bulan.
Kasus PMK juga terjadi di Jawa Barat. Sedikitnya sebanyak 57 ekor sapi terjangkit PMK di Cianjur.
Di Tasikmalaya sejumlah 470 ekor sapi terpapar dengan 43 ekor mati secara mendadak. Di Bandung Barat, sedikitnya 229 ekor sapi yang terpapar.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari