jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memberikan sambutan dalam acara seminar Indonesia International Water Week Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Jakarta Convention Center, Rabu (27/5). Dalam sambutannya, Ahok menyatakan, Jakarta hanya memiliki air bersih sekitar 53 persen.
"Jadi ini masih ada 47 persen orang tidak mendapatkan air bersih," kata Ahok.
BACA JUGA: Maju Pilgub, Ahok tak Pikirkan Partai Pendukung
Mantan Bupati Belitung Timur itupun menjelaskan, pihaknya akan membangun sistem gasifikasi yang digunakan untuk mengolah lumpur dan sampah menjadi listrik dan air bersih. Diharapkan, sistem ini sudah ada pada pertengahan 2017.
"Kami harapkan pertengahan 2017, DKI akan memiliki ini di Waduk Pluit. Kemudian di daerah Marunda dan daerah Kapuk," ucap Ahok.
BACA JUGA: Pekan Produk Kreatif Daerah Digelar di Lapangan Banteng
Sementara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, pengambilan air tanah dalam yang berlebihan menyebabkan terjadinya penurunan tanah.
Karena itu, Basuki menuturkan, pengambilan air tanah dalam secara berlebihan perlu dihentikan.
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Sebut KMP Tak Dukung Ahok
"Untuk yang ground water kontribusinya mungkin yang paling besar terjadinya land subsidence," ucapnya.
Menurut Basuki, penurunan tanah per tahun 10-12 cm. Dengan kondisi seperti ini, maka dalam jangka 15 tahun ke depan, tidak ada satupun sungai di Jakarta yang bisa mengalir.
Karena itu, Basuki menyatakan, perlu ada program yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan. "Makanya yang kita bikin adalah enviromental remediation," ujarnya.
Terkait pengambilan air tanah dalam, Ahok mengaku, pihaknya sudah memiliki Peraturan Daerah yang mengatur hal itu. "Kami sudah mempunyai Perda untuk menutup pengambilan air sumur dalam," tandas Ahok. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Ingin Sediakan Air dari Lumpur untuk Warga DKI
Redaktur : Tim Redaksi