Ahok Berpeluang di Pilpres 2024? Alumni 212 Langsung Bereaksi

Kamis, 24 September 2020 – 07:42 WIB
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok belakangan kembali menjadi perbincangan.

Pasalnya, Komisaris Utama Pertamina itu membuah heboh setelah membongkar bobrok salah satu perusahaan BUMN itu.

BACA JUGA: Ketika Ahok Berbicara ke Publik Tanpa Konsolidasi Internal, Itu Tidak Etis

Terkait manuver yang dilakukan Ahok tersebut, ada yang menilai mantan Gubernur DKI Jakarta itu tengah mempersiapkan diri untuk Pilpres 2024 mendatang.

Terkait peluang Ahok maju sebagai capres 2024, Mujahid 212 atau para Alumni Aksi 212 langsung menyatakan penolakan.

BACA JUGA: Ahok Bikin Gaduh, PA 212: Kerjanya Paling Jago ya Cuma Nyalahin Orang

Salah satunya dari Damai Hari Lubis.

Damai, yang juga merupakan kuasa hukum Habib Rizieq Shihab, menilai Ahok sangat tidak pantas memimpin bangsa.

BACA JUGA: Kabar Gembira soal Perpres Gaji PPPK, Pak Tjahjo Ucap Alhamdulillah

Menjadi Komisaris Utama Pertamina saja, kata Damai Hari Lubis, Ahok  tidak cakap.

“Idealnya capres itu memiliki naluri pemersatu bangsa, bukan pemecah bangsa. Capres itu tidak pantas orang yang pernah mendapatkan vonis hukuman menista agama,” kata Damai kepada wartawan, Kamis (24/9).

Damai menyebut bahwa seorang capres mesti punya bobot ideal untuk bisa memimpin bangsa.

“Di antaranya memiliki faktor integritas dan kredibiltas, serta akuntabilitas dalam artian layak serta mumpuni,” tegas Damai.

Sementara kata Damai, semua bobot ideal seseorang memimpin bangsa, tidak dimiliki oleh Ahok.

“Pribadi Ahok tidak memenuhi bobot standar dari beberapa kriteria itu. Fakta hukumnya Ahok pernah menjalankan vonis hukuman atas delik penistaan agama,” lanjut Damai.

Selain itu, Mujahid 212 juga menilai Ahok sudah gagal memimpin Pertamina karena hanya membuat kerugian, bukan keuntungan.

“Lebih parah lagi, mulut Ahok selalu mengeluarkan bisa (racun), dampak dari hobinya mengeluarkan kalimat kotor,” tuding Damai Hari Lubis. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler