jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah kalangan berpendapat bahwa plt Gubernur Basuki Tjahja Purnama berpeluang meninggalkan jabatannya bila diminta untuk mengisi posisi menteri dalam kabinet capres-cawapres terpilih. Peluang ini cukup besar jika pilpres dimenangkan pasangan Jokowi-JK.
Berdasarkan analisa politik Ketua Umum koalisi rakyat pemerhati Jakarta baru (KATAR) Sugiyanto, Pilpres 2014 akan berdampak kepada kepemimpinan di Pemprov DKI Jakarta.
BACA JUGA: Sikapi Laporan BPK, Ahok Ancam Copot Kadis PU
"Kalau Jokowi terpilih sebagai presiden, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama alias Ahok secara konstitusi naik menjadi gubernur menggantikan Jokowi," ujar dia, kemarin (20/6).
BACA JUGA: Perusak Mobil Kawan Jokowi Dipolisikan
Secara otomatis, sambung Sugiyanto, kenaikan Ahok sebagai gubernur akan membuka peluang kursi wakil gubernur diisi oleh kader PDI Perjuangan, lewat pemilihan yang dilakukan oleh DPRD DKI.
"Secara kepantasan politik, PDI Perjuangan yang merupakan juara Pileg 2014 lalu, lebih pas mengisi posisi gubernur. Hal ini bisa terjadi jika Ahok ditarik menjadi menteri di kabinet Jokowi-JK," beber dia.
BACA JUGA: Pelapor Desak KPK Ambil Alih Kasus Transjakarta
Jadi, sangat mungkin skenarionya, jika JK naik jadi presiden, Ahok naik jadi gubernur. Lantas kursi wagub DKI diisi oleh kader PDIP. Begitu Ahok ditarik jadi menteri, wagub yang kader PDIP ini otomatis naik posisi menjadi gubernur DKI. Lantas digelar pagi pemilihan wagub, yang menjadi jatah Gerindra.
Siapa kader PDIP yang layak? Sugiyanto menyebut nama Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Boy Bernadi Sadikin. "Sebagai putera sulung mantan Gubernur DKI Ali Sadikin, Boy layak dan pantas menjadi gubernur. Tentunya kekosongan kursi wakil gubernur diisi oleh kader Gerindra," tutur dia. (wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Bertemu Tentara Inggris Bahas Banjir Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi