Ahok Ganti Dirut PAM Jaya, Ini Alasannya

Selasa, 30 Juni 2015 – 12:36 WIB
dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membeberkan alasan pergantian Direktur Utama PAM Jaya. Dia mengatakan, pergantian itu dilakukan karena memerlukan orang yang mengerti keuangan.

"Karena PAM itu kan gini, kami bayar Palyja Rp 7000-an. Kalau yang subsidi, dia nombok. Yang bisnis dia untung. Ini ada celahnya. Nah, kami butuh orang yang bisa ngitung," ucap pria yang akrab disapa Ahok itu di Balai Kota, Jakarta, Selasa (30/6).

BACA JUGA: Ahok Gandeng Metromini agar Terintegrasi Transjakarta

Ahok menjelaskan, orang menengah ke bawah harus mengeluarkan biaya Rp 1.000 untuk membeli satu gentong air. Dengan biaya sebesar itu, mereka bisa mendapatkan 20 liter air.

"Kami jual air ke menengah ke bawah Rp 1. Berarti orang yang susah ini diuntungin Rp 49. Ini ada mafia," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

BACA JUGA: Ahok Diberi Bunga oleh Jokowi sebagai Kado Ultah

Ahok mengatakan, orang susah tidak mau pasang air PAM langsung ke rumahnya karena harus membayar Rp 1,8 juta. Sebab, mereka tidak sanggup membayar.

"Saya bilang kenapa enggak hitung jual aja Rp 10 per liter. Tapi enggak usah hitung biaya nyambung. Orang susah masih untung Rp 40, kami untung enggak subsidi. Bingung kan? Makanya kami harus ganti direksi. Kalau udah 2-2,5 tahun masih gini juga ya ganti," tandas Ahok.

BACA JUGA: Pemprov DKI Bangun Sistem Parkir Otomatis di Rusunawa Kapuk Muara

Seperti diketahui, Erlan Hidayat kini menjabat sebagai Dirut PAM Jaya. Dia dilantik Senin (29/6) menggantikan Sri Widayanto.

Sri Widayanto diganti karena tidak ada kemajuan di bawah kepemimpinannya selama 2,5 tahun. Erlan yang ditunjuk sebagai pengganti sebelumnya menjabat Direktur Administrasi dan Keuangan PT Jakarta Propertindo. (gil/jpnn)

 

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Astaga... Makhluk Serem Masuk ke Kampus Binus, Ini Foto-fotonya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler