Ahok: Kalau Pelihara Satpam, Gampang Disogok

Senin, 29 September 2014 – 08:43 WIB

jpnn.com - JAKARTA  - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, kemarin (28/9) menghadiri acara Peringatan Hari Rabies Sedunia yang digelar di Taman Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dalam kesempatan tersebut, pejabat yang akrab disapa Ahok itu meminta agar warga Jakarta mulai memelihara hewan peliharaan.
     
”Memelihara hewan sudah harus digalakkan sejak anak-anak masih kecil. Hal itu supaya ketika tumbuh besar, mereka tidak kejam dan tidak mudah cepat marah,” ujar Ahok kepada sejumlah wartawan termasuk INDOPOS (Grup JPNN) kemarin (28/9).
     
Ahok juga berharap, kelak Jakarta dapat menjadi kota yang memiliki keramahan dan jauh dari emosi kemarahan warganya, terutama sayang pada hewan.

BACA JUGA: Lulung: Ada Budaya Lokal yang Dihilangkan Pemprov DKI

Meski demikian, ketika seseorang memutuskan memelihara hewan, kata Ahok juga, pemilik hewan diharapkan mengerti tata cara pemeliharaan yang baik.  Salah satunya dengan melakukan suntik vaksinasi.

”Fokus utama vaksinasi merupakan upaya pencegahan untuk manusia terhadap hewan peliharan,” terang juga mantan Bupati Belitung Timur itu.  

BACA JUGA: Rancangan Perda RTRW Depok Jadi Sorotan Investor

Dengan menggunakan kemeja kotak-kotak berwarna biru dan celana jeans hitam, Ahok menceritakan jika dirinya sangat takut dengan anjing dan monyet.

”Dua hewan itu membuat saya takut, karena takut digigit dan terkena rabies,” kata Ahok juga. Padahal menurutnya juga, ayahanda memelihara belasan anjing. Bahkan Saat itu, kata Ahok, keluarganya belum mengenal vaksin, namun sudah mengetahui adanya penyakit rabies.
     
Meski demikian, orangtua Ahok tetap memelihara anjing lantaran dapat dijadikan ’teman’ yang baik untuk berjaga-jaga. Bahkan ayahnya memilih memelihara anjing, dibandingkan petugas keamanan atau satpam untuk menjaga rumahnya.

BACA JUGA: Gowes di HUT TNI, Ahok Raih Mobil

”Kalau pelihara satpam, gampang disogok. Kalau anjing disogok justru akan mengonggong, apalagi kalau yang memberikannya orang asing,” kata Ahok tertawa.
     
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Kesehaan (Dinkes) Jakarta, Dien emmawati menjelaskan jika tahun 2014 setidaknya ada 172 kasus laporan rabies yang diterima Dinkes DKI Jakarta selama 2014 ini. Wilayah Jakarta Utara menjadi yang terbanyak dengan laporan 80 kasus.
     
”Lalau diikuti oleh Jakarta Timur sebanyak 47 kasus, Jakarta Pusat sebanyak 20 kasus, Jakarta Barat 16 kasus dan Jakarta Selatan dengan 9 Kasus,” terang Dien.

Dia juga mengatakan, untuk menghindari rabies akibat gigitan anjint korban harus mencuci daerah sekitar gigitan dengan air yang mengalir menggunakan sabun.

Setelah itu baru melapor ke puskemas terdekat untuk diberikan vaksin. ”Nanti vaksin diberikan selama tiga kali. Yakni seusai digigit, tujuh hari setelah digigit dan 21 hari kemudian,” ungkapnya juga.

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO, penularan penyakit seperti rabies dari hewan ke manusia selama 2013 terdapat 65.097 kasus dengan korban 117 jiwa tewas. (dng)

Kasus Rabies di Jakarta Selama 2014

1.    Jakarta Utara       : 80 kasus
2.    Jakarta Timur       : 47 kasus
3.    Jakarta Pusat       : 20 kasus
4.    Jakarta Barat        : 16 kasus
5.    Jakarta Selatan    : 9 kasus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Museum Indonesia Menyiapkan Diri Jadi Pilihan Alternatif Liburan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler