Ahok Masuk Unggulan Cawapres

Sabtu, 18 Januari 2014 – 08:11 WIB

JAKARTA - Peta elektabilitas capres tidak pernah berubah. Lagi-lagi  nama Joko Widodo alias Jokowi menempati posisi teratas.  Dalam survei Pusat Data Bersatu (PDB),  elektabilitas Gubernur DKI Jakarta itu menempati posisi puncak mencapai 28 persen. Kemudian disusul Prabowo Subianto dengan angka 10,7 persen, Jusuf Kalla 4,2 persen, Dahlan Iskan 3,7 persen, dan Mahfud MD 3,3 persen.
    
"Calon presiden yang menonjol di masyarakat sampai saat ini adalah Jokowi. Sedangkan elektabilitas calon presiden lainnya jauh tertinggal," kata Chairman PDB Didik J Rachbini di Jakarta, kemarin (17/1).
    
Menurutnya, capres-capres lain sulit menandingi elektabilitas Jokowi. "Jika pilpres diadakan hari ini, maka dapat dipastikan Jokowi terpilih menjadi presiden," ujar Didik J Rachbini.
    
Meski elektabilitas Jokowi tinggi, dalam survei tersebut diketahui bahwa popularitas mantan Wali Kota Solo itu ternyata masih kalah dari Rhoma Irama dan Megawati Soekarnoputri. Meski demikian, tingkat kepopuleran, tegas Didik, tidak menentukan elektabilitas capres.
    
Survei tersebut dilakukan dengan cara wawancara melalui telepon atau telepolling kepada 1.200 responden dari 11 kota dalam rentang waktu 4-8 Januari 2014. Responden dipilih secara acak sistematis dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
    
Kemudian dalam survei cawapres, nama Ahok berhasil mengalahkan politisi senior lain yang telah digadang-gadang sebelumnya. Bahkan mantan Wapres Jusuf Kalla hanya mendapat 5,3 persen  suara atau berada satu peringkat di bawah Ahok.
    
Peringkat selanjutnya, diikuti oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD (3,4 persen), Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (3,0 persen), dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa (1,9 persen).
    
Meski demikian, lanjut Didik, dalam survei tersebut nama Ahok tidak dipasangkan dengan Jokowi. Alasannya, Ahok tidak dimungkinkan mengingat DKI Jakarta tidak bisa begitu saja ditinggalkan oleh kedua pemimpinnya jika keduanya kompak maju sebagai pasangan capres-cawapres.
    
"Kami dari tim peneliti merumuskan kemungkinan pasangan capres-cawapres yang sangat mungkin akan muncul dalam peta politik 2014 ini," kata Didik.
    
Hasilnya, lanjut Didik, berdasarkan survei pasangan Jokowi-JK keluar sebagai pasangan capres-cawapres yang paling dikehendaki publik dengan perolehan suara 17,4 persen. Disusul oleh pasangan Jokowi-Hatta Rajasa sebesar 6,2 persen.
    
Soal peta partai yang akan mengungguli pemilu legislatif pada Pemilu 2014 terjadi persaingan pada partai besar dan menengah. "Pada partai besar terjadi perubahan mendasar dimana partai berkuasa mengalami penurunan yang signifikan," terangnya.
    
Dia mengungkapkan, Partai Demokrat sebagai lokomotif koalisi pemenang Pemilu 2009 semakin menurun karena kasus korupsi dan konflik internal.  Sebaliknya, dalam kondisi tersebut, lanjut Didik, partai yang menempatkan dirinya sebagai oposisi akan mendapat angin buritan yang positif menaikan elektabilitas partai. (jpnn)

BACA JUGA: Satgas Kejagung Tangkap Buronan Kejati Jateng

BACA ARTIKEL LAINNYA... Manado Banjir Bantuan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler