jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menilai Basuki T Purnama alias Ahok tidak beretika. Pasalnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mundur dari partai tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu.
"Kalau mau mundur seharusnya bisa disampaikan langsung kepada Dewan Pembina. Bukan melalui pos, kurir atau menyatakan di hadapan publik lewat media massa," kata Hashim saat konfrensi pers di Jakarta, Senin (15/9).
BACA JUGA: Usulan Pilkada Tak Langsung Dianggap Khianati UUD 1945
Hashim menuturkan, seluruh petinggi partai Gerindra, termasuk dirinya, baru tahu tentang sikap Ahok terkait RUU Pilkada dari pemberitaan media massa. Sebelumnya, Ahok tidak pernah menyinggung soal hal tersebut
Hasjim pun mengaku sempat mengubungi Ahok untuk membicarakan secara baik-baik masalah yang ada. Namun, sebelum pertemuan sempat terwujud, Ahok sudah lebih dulu mengirim surat pengunduran diri ke DPP Partai Gerindra.
BACA JUGA: Di Mata Dahlan, Munadi Arifin Sosok yang Rendah Hati
"Saya baru tahu niat Pak Ahok mundur hari Selasa. Saya dan Pak Ahok sepakat untuk bicara Rabu malam. Tapi tiba-tiba siangnya sudah mengundurkan diri, tidak ada pesan tidak ada apa. Coba saudara bayangkan perasaan saya," papar adik Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto itu.
Lebih lanjut Hashim mengatakan, di dalam partai politik perbedaan pendapat adalah hal yang sangat lumrah. Tapi, semuanya bisa diselesaikan dengan mekanisme musyawarah. Ia pun memastikan bahwa Gerindra juga memiliki mekanisme tersebut.
BACA JUGA: Kecewa Panselnas, Pelamar Minta Pendaftaran Dikembalikan ke Instansi
"Peristiwa ini menjadi pembelajaran penting bagi politikus muda. Saya minta semua politisi muda jangan ikuti jejak Ahok. Tetap junjung tinggi integritas, kejujuran, norma-norma dan nilai Pancasila," pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panselnas Tegaskan tak Bisa Ubah Data Pelamar CPNS
Redaktur : Tim Redaksi