"Saya kira wajar saja Pak Sanusi ngomong ya. Kita si bebas aja, orang demokrasi, semua bebas," Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jumat (14/12).
Namun ia juga mengatakan, kebijakan ganjil-genap bukanlah harga mati. Sebab, saat ini kebijakan tersebut masih dalam tahap pengkajian. Oleh karenanya Pemprov DKI masih terbuka terhadap semua masukan.
Ia menegaskan, Gubernur Jokowi ingin memecahkan persoalan kemacetan ibu kota. Caranya, lanjut Ahok, bisa apa saja asalkan efektif dan mampu dilakukan.
"Pak Gubernur pasang badan kan mau menyelesaikan macet di Jakarta. Salah satu cara ya harus pasang badan, ya ganjil-genap. Ini kan baru salah satu, nanti termasuk ERP, termasuk gelap-terang. Mobil kan macem-macem," terang wagub yang bergabung dengan Partai Gerindra tersebut.
Ahok juga menjelaskan, pelemparan wacana penerapan aturan ganjil-genap ke publik memang untuk mendapatkan kritik dan masukan. Karenanya masyarakat diharapkan dapat ikut menghitung manfaat dan kerugian ganjil-genap. "Jadi kami semua akan hitung manfaat mudaratnya itu," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI M.Sanusi menilai bahwa pembatasan kendaraan bermotor nopol ganjil-genap adalah kebijakan gagal. Alasannya, di beberapa negara kebijakan ini terbukti tidak mampu mengurai kemacetan
“Apalagi Jakarta, yang belum memiliki transportasi massal yang baik dan terintegrasi. Negara lain yang transportasinya baik saja gagal kok. Kebijakan tidak mudah diciptakan dan dihilangkan," ujar Sanusi. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Sanggup Imbangi Jokowi, DPRD Tambah Staf Ahli
Redaktur : Tim Redaksi