PENGHENTIAN proyek penyelesaian Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang oleh Pemprov DKI Jakarta hanya isapan jempol belaka. Terkesan sekadar gertak sambal. Terbukti Pemprov DKI Jakarta kini berharap proyek tersebut dilanjutkan sampai tuntas. Kendati diberikan batas waktu hingga Juni 2013.
Pemprov DKI juga bersedia membayarkan utang daerah kepada kontraktor. Yakni sesuai dengan perjanjian yang ada di dalam kontrak kerja sama. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui bahwa Pemprov DKI telah meminta kontraktor (PT Istaka Karya) untuk melanjutkan proses pembangunan.
Walaupun proses audit terhadap dana pembangunan proyek JLNT itu tetap dilaksanakan. “Kalau Juni tidak selesai, tidak bisa sambung lagi pekerjaannya. Mereka janji akan teruskan dan akan diselesaikan. Untuk yang Juni, akan dibayarkan. Tapi kalau dana pembangunan di tahun 2012 ya mau tidak mau dijadikan sebagai utang daerah. Nah ini yang akan diaudit berapa nilainya,” ujar Ahok.
Terkait dengan langkah Istaka Karya memberhentikan proses pembangunan JLNT karena alasan dana, masih menimbulkan pertanyaan besar. Pasalnya PT Istaka Karya merupakan BUMN berpengalaman dan mampu secara finansial. Sebagai pemenang lelang, tidak mungkin mengalami persoalan financial.
Ahok mengungkapkan, kelanjutan pembangunan JLNT itu akan menggunakan anggaran dalam APBD DKI 2013 sebesar Rp 101,5 miliar. "Tidak masalah kok. Cuma masalahnya kan dia (Istaka Karya) yang minta berhenti. Berhenti kehabisan uang. Nah kami mau bayar, ternyata prosedurnya masih harus diaudit kan, ya berhenti,” bebernya.
Kontraktor untuk paket Mas Mansyur adalah PT Istaka Karya dan pembayaran dilakukan secara multiyears (bertahap). Proyek itu baru terealisasi sekitar 90 persen. Semestinya pembangunan proyek senilai Rp 840 miliar itu sudah selesai pada Desember 2012. Atas keterlambatan itu, Ahok menilai proyek tersebut wanprestasi dan memutuskan untuk menghentikan pembangunannya sampai audit selesai dilakukan.
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) juga meminta proyek JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang dapat diselesaikan dengan cepat. Pengerjaan proyek ini dimulai tahun 2010 yang dikerjakan dalam beberapa paket. Paket Casablanca dikerjakan kontraktor PT Wijaya Karya dan PT Wijaya Konstruksi. Lalu paket Dr Satrio dikerjakan PT Adhi Karya. Sementara paket Mas Mansyur dikerjakan PT Istaka Karya dan PT Sumber Sari dengan subkontraktor PT Nindya Karya. (rul)
Pemprov DKI juga bersedia membayarkan utang daerah kepada kontraktor. Yakni sesuai dengan perjanjian yang ada di dalam kontrak kerja sama. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui bahwa Pemprov DKI telah meminta kontraktor (PT Istaka Karya) untuk melanjutkan proses pembangunan.
Walaupun proses audit terhadap dana pembangunan proyek JLNT itu tetap dilaksanakan. “Kalau Juni tidak selesai, tidak bisa sambung lagi pekerjaannya. Mereka janji akan teruskan dan akan diselesaikan. Untuk yang Juni, akan dibayarkan. Tapi kalau dana pembangunan di tahun 2012 ya mau tidak mau dijadikan sebagai utang daerah. Nah ini yang akan diaudit berapa nilainya,” ujar Ahok.
Terkait dengan langkah Istaka Karya memberhentikan proses pembangunan JLNT karena alasan dana, masih menimbulkan pertanyaan besar. Pasalnya PT Istaka Karya merupakan BUMN berpengalaman dan mampu secara finansial. Sebagai pemenang lelang, tidak mungkin mengalami persoalan financial.
Ahok mengungkapkan, kelanjutan pembangunan JLNT itu akan menggunakan anggaran dalam APBD DKI 2013 sebesar Rp 101,5 miliar. "Tidak masalah kok. Cuma masalahnya kan dia (Istaka Karya) yang minta berhenti. Berhenti kehabisan uang. Nah kami mau bayar, ternyata prosedurnya masih harus diaudit kan, ya berhenti,” bebernya.
Kontraktor untuk paket Mas Mansyur adalah PT Istaka Karya dan pembayaran dilakukan secara multiyears (bertahap). Proyek itu baru terealisasi sekitar 90 persen. Semestinya pembangunan proyek senilai Rp 840 miliar itu sudah selesai pada Desember 2012. Atas keterlambatan itu, Ahok menilai proyek tersebut wanprestasi dan memutuskan untuk menghentikan pembangunannya sampai audit selesai dilakukan.
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) juga meminta proyek JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang dapat diselesaikan dengan cepat. Pengerjaan proyek ini dimulai tahun 2010 yang dikerjakan dalam beberapa paket. Paket Casablanca dikerjakan kontraktor PT Wijaya Karya dan PT Wijaya Konstruksi. Lalu paket Dr Satrio dikerjakan PT Adhi Karya. Sementara paket Mas Mansyur dikerjakan PT Istaka Karya dan PT Sumber Sari dengan subkontraktor PT Nindya Karya. (rul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengelola Commuter Line Minta Pembebasan Pajak
Redaktur : Tim Redaksi