jpnn.com - JAKARTA - Memperingati Hari Pendidikan Nasional kemarin (2/5), Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melontarkan wacana baru. Dia meminta agar perguruan tinggi swasta (PTS) memberikan beasiswa kepada para pelajar DKI pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan memberikan beasiswa sebesar Rp 18 juta tiap tahun kepada para pelajar pemegang KJP yang berhasil masuk perguruan tinggi negeri. ”Kami minta perguruan tinggi swasta yang baik memberikan beasiswa kepada anak pemegang KJP. Kami mendekati PTS yang mau memberikan pembebasan biaya kuliah di seluruh Indonesia kepada pemegang KJP,” terangfnya di Lapangan Eks IRTI Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/5).
BACA JUGA: Ini Tips Kuasai Bahasa Asing dengan Cepaââ¬Å½t
Dia juga mengaku tidak menutup kemungkinan pemberian beasiswa mencapai Rp 18 juta per tahun kepada seluruh pelajar pemegang KJP. Namun, hingga kini, rencana itu baru akan direalisasi kepada pemegang KJP yang berhasil masuk ke PTN. ”Tahun ini, kami juga akan uji coba, termasuk pemberian bantuan nutrisi kepada pemegang KJP. Jadi operasi pasar nanti, kami arahkan operasi pasar daging dan beras semua untuk pemegang KJP,” kata orang nomor satu di DKI tersebut.
Ahok juga mengungkapkan, semua warga berhak mendapat pendidikan yang layak. Tidak boleh ada diskriminasi dalam hal pendidikan. ”Kami harapkan tidak ada diskriminasi buat orang yang rajin belajar. Jadi anak pemegang KJP tidak patah semangat karena ada jaminan biaya hidup dari kami,” ungkap juga mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
BACA JUGA: Bendera Terbalik saat Upacara Hardiknas
Sementara di tempat terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat Wakil Gubernur ingin menambahkan komponen pembelian kaca mata untuk para siswa penerima KJP. Ini untuk menunjang siswa penerima yang sudah menderita gangguan mata.
”Tadi saya bilang sama Pak Gubernur pada saat upacara (Hari Pendidikan Nasional) untuk dimasukkan komponen baru di KJP. Seperti bisa membeli kaca mata,” ucap mantan Wali Kota Blitar itu saat acara Pemberian Donasi Kacamata dan Perlengkapan Sekolah untuk Memperingati Hari Anak Nasional di Balai Kota, keamrin (2/5).
BACA JUGA: Peminat Sekolah Ikatan Dinas Ternyata Wow...Ini Datanya
Menyadari nilai pembelian kaca mata yang mahal, Djarot pun menyarankan, nominal yang diterima pelajar di dalam KJP ditingkatkan. Agar pelajar yang menderita rabun jauh itu mampu membeli kaca mata. ”Biasanya kalau periksa mata gratis. Belinya yang mahal,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, sebuah perusahaan retail di Tanah Air menyumbangkan 2.293? kacamata untuk pelajar di DKI Jakarta. Dia menilai saat ini banyak pelajar yang tak menyadari matanya sudah minus. Karena itu, dia meminta agar sekolah-sekolah rutin mengadakan tes mata untuk siswa dan siswinya setiap setahun.
”Setiap sekolah wajib memeriksakan penglihatan dan pendengaran murid-muridnya, setiap satu tahun sekali. Supaya apa? Supaya kita mendeteksi penyakit rabun jauh dan tuli sejak dini,” ungkapnya.
Menurut Djarot, dari setiap 6.000 pelajar di Jakarta saat ini, 30 persen di antaranya merupakan pengguna kacamata. Adapun pelajar Jakarta yang menggunakan kacamata dengan minus tertinggi mencapai 12.5.
Selain mengimbau sekolah mengadakan tes mata rutin, Djarot juga meminta guru untuk lebih peka terhadap anak didiknya. Dia menilai guru harus paham apabila ada anak didik yang mengalami masalah pada penglihatannya.
”Kalau ada anak yang tidak bisa duduk di belakang, harus curiga. Harus diperiksakan. Bagaimana kita bisa mencetak generasi yang baik kalau kita tidak memperhatikan kebutuhan dasar mereka, seperti penglihatan dan pendengaran,” cetusnya juga. (dni/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tunjangan Sertifikasi Guru Ngadat, Ini Alasannya
Redaktur : Tim Redaksi