AHY Bertekad Bawa Demokrat Tembus 3 Besar Pemilu 2024

Rabu, 19 Mei 2021 – 20:46 WIB
Ketum Partai Demokrat AHY dan Refly Harun. Foto tangkapan layar kanal Refly Harun di YouTube.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono memasang target besar perolehan partainya pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Tidak tanggung-tanggung, putra Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY itu bertekad membawa Partai Demokrat meraih suara double digit atau berada di posisi tiga besar pemenang pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

BACA JUGA: Sosok Wimar Witoelar di Mata AHY

Sosok yang karib disapa AHY itu menyatakan bahwa target double digit perolehan suara atau minimal tiga besar di Pemilu 2024 itu merupakan amanat dan mandat dari para kader partai berlambang bintang mercy itu kepadanya.

"Saya mendapat amanat dan mandat supaya bisa membuat partai lebih terhormat posisinya," kata AHY di kanal Refly Harun di YouTube dipantau Rabu (19/5).

BACA JUGA: Diserang AHY, Salim Said: Banyak Orang Salah Memahami

AHY menilai target ini tidaklah muluk-muluk.

Dia optimistis target akan dicapai dengan kerja keras seluruh kader.

BACA JUGA: Mas AHY dan Anies Baswedan Saling Lempar Pujian

"Kalau masuk ke papan atas, ya, alhamdulillah," tegasnya.

Saat ini, Partai Demokrat berada di peringkat enam dari 20 partai yang menjadi kontestan di Pemilu 2019.

Enam besar partai peraih suara terbanyak adalah PDIP 19,33 persen, Gerindra 12,57 persen, Golkar 12,31 persen, PKB 9,69 persen, NasDem 9,05 persen, PKS 8,21 persen dan Demokrat 7,77 persen.

"Kami di bawah PKS. Nah, mudah-mudahan bisa merangkak lagi, pelan tetapi pasti 2023-2024 postur kami akan lebih kuat lagi," imbuhnya.

AHY menyatakan pihaknya kini memasang kuda-kuda dengan memperkuat para kader.

Selain itu, kata dia, juga memupuk keyakinan dan rasa percaya diri mampu mengembalikan muruah partai seperti saat masa jaya-jayanya di era SBY.

AHY mengakui upaya ini memang tidak mudah.

Sebab, posisi Partai Demokrat saat ini bukanlah anak kandung pemerintah, tetapi menjadi oposisi.

Selain itu, ongkos politik di Indonesia makin lama kian mahal.

"Karenanya kami mencoba memberikan pemahaman kepada rakyat bahwa memilih pemimpin itu bukan karena keterpaksaan atau harus ada bayaran dulu baru datang ke TPS, tetapi ini sangat menentukan kehidupan lima tahun selanjutnya," pungkas AHY. (esy/jpnn)

 

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler