AIBP 2024 Soroti Tata Kelola AI, Ekonomi Digital, dan Transformasi Tenaga Kerja

Jumat, 26 Juli 2024 – 08:45 WIB
Jumpa pers AIBP Conference and Exhibition di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan. Foto: Romaida/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - AIBP Conference and Exhibition kembali diselenggarakan di Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta, pada 6-7 Agustus 2024.

Acara didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tersebut akan membahas tentang tantangan dan peluang teknologi utama di Indonesia.

BACA JUGA: Putu BKSAP Bicara Ekonomi Digital di Forum Tripartite Brunei

Dalam konferensi tahun ini, ada beberapa pembahasan yang akan menjadi fokus utama. Di antaranya yakni tata kelola dan regulasi AI: mengatasi kekhawatiran masyarakat dan membangun framework yang kuat.

Selain itu, akan ada pula pembahasan tentang ekonomi digital dan pengembangan keterampilan: menjembatani kesenjangan keahlian.

BACA JUGA: Sekjen Kemnaker Anwar Dorong Standar Baru dalam Ekonomi Digital di Forum ASPAG

AIBP 2024 juga fokus terhadap cara mengatasi rintangan implementasi: penggunaan ai yang etis dan praktis.

Terlebih dari itu, materi tentang AI dan otomatisasi otomatisasi dalam tenaga kerja: mengelola perpindahan kerja dan dampak sektoral juga menjadi yang bahan diskusi.

BACA JUGA: Menko Airlangga Ungkap Potensi Ekonomi Digital Indonesia saat Bertemu Petinggi Nikkei Inc

Menyusul acara yang akan digelar bulan depan tersebut, CFA, CEO, Industry Platform Singapore, Irza Fauzan Suprapto menyoroti kondisi Data dan AI saat ini.

Data dan AI adalah landasan transformasi digital di Indonesia, memberdayakan dunia usaha dan lembaga pemerintah untuk mengoptimalkan sisi operasional perusahaan, meningkatkan pengambilan keputusan, dan meningkatkan pengalaman pelanggan.

Analisa AI dapat dimanfaatkan untuk mendorong efisiensi dan inovasi di berbagai sektor seperti keuangan, manufaktur, dan layanan publik.

Dengan efisiensi tersebut tentunya diharapkan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terkemuka.

Selain itu, Irza Fauzan menjelaskan pengelolaan risiko digital di jaman digitalisasi ini juga tak kalah pentingnya.

"Di mana penerapan langkah-langkah keamanan siber yang kuat, memperbarui sistem secara berkala, dan melakukan penilaian risiko yang komprehensif merupakan strategi yang tidak dapat dikesampingkan untuk  untuk Indonesia," kata Irza Fauzan saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan.

Di sisi lain, Firlie Ganinduto selaku Wakil Ketua Umum Komunikasi & Informatika, KADIN, berbagi wawasan mengenai kondisi peta digital saat ini.

Menurut Firlie, organisasi harus menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang komprehensif untuk mengelola risiko digital secara efektif.

Selain itu, penting untuk memperbaharui sistem secara berkala dan melakukan penilaian risiko secara menyeluruh.

"Langkah-langkah penting seperti pelatihan karyawan untuk mengenali ancaman, penerapan kebijakan perlindungan data, dan pengoptimalan teknologi canggih seperti AI guna mendeteksi ancaman perlu dilakukan secara terpadu," imbuh Firlie.

Kolaborasi berkelanjutan dengan pakar industri dan kepatuhan terhadap praktik dalam pengelolaan insiden juga perlu diperhatikan.

"Selain itu, otomatisasi merevolusi budaya kerja di Indonesia, meningkatkan produktivitas, mengurangi tenaga kerja manual, dan mendorong keunggulan operasional di berbagai sektor seperti manufaktur, keuangan, dan jasa, sehingga mendukung tujuan transformasi digital negara ini," ujarnya panjang lebar. (mcr31/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler