Air Mata Puti Soekarno Jatuh di Rumah Kelahiran Bung Karno

Senin, 22 Januari 2018 – 13:29 WIB
Puti Guntur Soekarno saat di rumah kelahiran Bung Karno. Foto: for JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Sejumlah tempat bersejarah yang berkaitan dengan kehidupan Presiden pertama Soekarno (Bung Karno) di Surabaya, menjadi tujuan kandidat Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno, Senin (22/1).

Mengenakan busana merah bermotif hitam dibalut kerudung merah, Puti berkunjung ke rumah kelahiran Bung Karno di Jalan Pandean, Kelurahan Peneleh. Bung Karno lahir di tempat tersebut pada 6 Juni 1901.

BACA JUGA: Lidah Puti Soekarno pun Menari Digoyang Pecel Ketabang Kali

Puti pun teringat kakeknya saat diminta memberikan sambutan. Dia memulai kalimta dengan 'dari ufuk timur dimulai', karena Bung Karno lahir menjelang matahari merekah di ufuk timur, sehingga Sang Proklamator kemudian dikenal dengan sebutan Putera Sang Fajar.

Puti mengatakan, pemilik rumah dan kampung Pandean harus bangga, karena dari rumah seluas 5x14 meter persegi itulah lahir tokoh besar, yang menjadi pemimpin Republik Indonesia di kemudian hari.

BACA JUGA: Sowan Gus Sholah, Puti Guntur Soekarno Bawa Pesan Ayahnya

Kemudian Puti melanjutkan sambutannya. “Saya ditugaskan ke Jawa Timur untuk menjadi calon Wakil Gubernur, mendampingi Gus Ipul (Saifullah Yusuf). Kami berdua diberikan tugas dan misi untuk ambil bagian menyejahterakan rakyat,” katanya.

Namun di sela sambutan, kata-kata Puti mendadak terhenti. Dia tak bisa membendung air matanya. Puti terisak menangis. Semua terdiam melihat. “Saya serasa pulang kampung. Saya bersyukur bisa datang ke ini, tempat kelahiran kakek saya,” katanya terbata-bata, di sela isak tangis.

BACA JUGA: Heboh! Puti Guntur Soekarno Diserbu Warga Surabaya

Warga pun berteriak memberi semangat. “Ayo semangat!” teriak warga. Seketika Puti tergugah. Dia hentikan tangisnya. “Ya, harus semangat,” kata Puti.

Menurut wanita berusia 46 tahun ini, menjadi pemimpin adalah amanah yang sangat berat. Kisah Bung Karno menyemangatinya untuk bekerja optimal bagi Jatim. “Inspirasi beliau insyaallah selalu hadir dalam langkah-langkah kita semua,” kata dosen tamu Kokushikan University Jepang itu.

Usai dari rumah kelahiran sang proklamator, Puti bergeser ke tempat Bung Karno melakoni kehidupan masa remaja di rumah indekos, Jl Peneleh VII, milik tokoh Sarekat Islam, Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto.

Memasuki kawasan tersebut, Puti disambut ratusan ibu-ibu yang menyemangati dengan petikan lagu, 'Mbak Puti siapa yang punya, Mbak Puti siapa yang punya, yang punya kita semua'.

Menurut Puti, di tempat indekos itulah Bung Karno ditempa dengan tiga spirit sekaligus, yaitu keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. “Nasionalisme Indonesia sejak awal memang dilahirkan dari dimensi keagamaan yang mengatur nilai-nilai kemanusiaan, seperti keadilan sosial, menghargai perbedaan orang lain, dan mengedepankan musyawarah atau dialog,” ujar Puti.

Dia menambahkan, di Surabaya-lah, Bung Karno mendapat tempaan pemikiran dan strategi merebut kemerdekaan dengan dibimbing tokoh Islam seperti HOS Tjokroaminoto.

“Di rumah Pak Tjokro, tempat indekos Bung Karno, saya membayangkan beliau berlatih pidato, berdiri, sambil tangannya menunjuk ke arah penjajah,” tutur Puti. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Puti Guntur Soekarno Memotivasi Santriwati


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler