jpnn.com, BANGKALAN - Puti Guntur Soekarno berkesempatan berbagi cerita-cerita menginspirasi kepada ribuan santriwati di Pondok Pesantren Syaichona Cholil, Bangkalan, Sabtu (20/1). Kandidat Wakil Gubernur Jawa Timur itu menyampaikan pentingnya para santriwati berani mempunyai cita-cita tinggi.
“Anak-anakku dari Madura kelak kalian harus menjadi bagian dari kemajuan daerah ini, bermanfaat bagi masyarakat, mengantarkan Madura, Jawa Timur, dan Indonesia menjadi pemenang di kancah global,” kata dosen tamu Asia Jepang Research Center, Kokushikan University Jepang itu.
BACA JUGA: Ziarah ke Makam Syaichona Cholil, Puti Teringat Bung Karno
Puti lantas berbagi kisah masa kecilnya yang dekat dengan neneknya, Fatmawati Soekarno. Dari ibu negara pertama tersebut, Puti belajar bagaimana mengaji.
“Saya memanggil Ibu Fatmawati dengan sebutan Mbu. Suara beliau sangat merdu saat mengaji. Beliau mengajarkan kepada saya untuk selalu bersyukur, menjalani hidup dengan bahagia dan penuh optimisme. Nah, kalian yang masih sangat muda ini harus berani berpandangan jauh ke depan, punya visi, dan berani berjuang untuk meraihnya,” kata cucu Presiden pertama RI Soekarno tersebut.
BACA JUGA: Jadi Calon Kada Termiskin, Mbak Puti Punya Harta Sebegini
Ibu dari Rakyan Ratri Syandriasari Kameron (18 tahun) dan Rakyan Daanu Syahandra Kameron (16 tahun) ini juga menekankan pentingnya sikap tidak boleh instan dalam menggapai yang diinginkan.
Dia menceritakan bagaimana saat remaja harus menabung untuk bisa membeli buku. Meski lahir dari putra sulung Bung Karno, Guntur Soekarno, Puti diajarkan hidup sederhana dan mandiri sejak kecil.
BACA JUGA: Ternyata Harta Puti Guntur Soekarno Paling Sedikit
“Saya harus menabung dari uang jajan untuk membeli buku. Rajinlah membaca, karena itu pintu untuk melihat dunia, memahami situasi, memberi solusi bagi masalah sehari-hari,” kata Puti.
Dia juga berbagi pesan tentang pentingnya menjalin silaturahmi seluas mungkin. "Saling silaturami atau dalam bahasa zaman now disebut kolaborasi adalah kebutuhan mutlak jika ingin berkembang,” tutur wanita berusia 46 tahun ini.
Usai diskusi, Puti pun diserbu para santriwati. Mereka bergantian bersalaman dan berfoto bersama. Salah seorang santriwati, Zubaida, kegirangan bisa bertemu dengan Puti.
“Sebelumnya saya tahu beliau dari internet. Bu Puti pandai, cara menyampaikan pemikiran lugas sekali. Beliau juga cantik, insyaallah bisa jadi penyemangat kami untuk belajar dan berjuang meraih cita-cita,” tutur Zubaida. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gus Ipul dan Khofifah soal Nama, Puti Kurang Ijazah SMA
Redaktur & Reporter : Adek