jpnn.com - KUALITAS PDAM Mojokerto, Jatim masih buruk. Sebab, sampai saat ini air PDAM di sana belum benar-benar terbebas dari bakteri E-coli yang bisa menimbulkan beberapa penyakit bila dikonsumsi manusia. Untuk itu warga Kabupaten Mojokerto sebaiknya tidak mengonsumsi air PDAM secara langsung.
Dari hasil penelitian, hanya di wilayah Kecamatan Sooko yang kualitas air PDAM-nya relatif lebih baik. ''Berdasar pemeriksaan pada Desember, di Kecamatan Sooko sudah nol E-coli,'' kata Direktur PDAM Lutfil Hakim kemarin.
BACA JUGA: Majalah Travelista untuk Pariwisata Sumut
Di empat kecamatan lain masih ditemukan adanya pencemaran E-coli. Yankni, Kecamatan Mojosari, Puri, Pacet, dan Ngoro. ''Kandungan E-colinya lima sampai 20 persen,'' paparnya. Padahal, kandungan E-coli dalam air konsumsi harus nol.
''Sekarang ini kami memang masih melakukan pembenahan,'' ujarnya. Selain itu, PDAM belum memiliki zona air minum (ZAM).
BACA JUGA: Besok Kepala BKD Temui Menteri Minta Honorer K2 Lulus Semua
Sejak 2004 pemerintah pusat dan lembaga donor luar negeri memprakarsai adanya zona air minum prima (ZAMP). Yakni, sebuah zona tempat air PDAM bisa langsung diminum tanpa direbus dulu. Untuk ini, ada ketentuan khusus terkait sumber air, pipanisasi, dan perawatannya.
Guna memudahkan mengontrol kualitas air, Lutfil menuturkan, pihaknya sedang membangun lab pemeriksaan kualitas air. "Kalau uji lab keluar, biayanya mahal,'' paparnya. Untuk itu, sementara ini pemeriksaan dilakukan sebulan sekali. Padahal, pemeriksaan mestinya dilakukan sepekan sekali.
BACA JUGA: Puluhan Calon Kasek Geruduk Bupati Enthus
''Untuk lab kami butuh yang terakreditasi KAN (komite akreditasi nasional) dan tenaga pun harus tersertifikasi. Dengan demikian, sampel dalam pengambilan hingga penyimpanan tidak terkontaminasi yang bisa menyebabkan hasilnya kurang valid. Untuk itu saya sedang membangun lab sebagai bentuk komitmen menjaga kualitas,'' ujarnya. (jif/nk/ami/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaji Kepala Desa Naik 20 Persen
Redaktur : Tim Redaksi