AirAsia QZ8501 Menanjak Melebihi Batas Normal, Lalu Tiba-tiba Stall

Rabu, 21 Januari 2015 – 22:31 WIB
Ilustrasi. FOTO: AFP

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub), Ignasius Jonan membeberkan penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata pada Minggu (28/12) lalu. Menurut Jonan, maskapai berwarna kombinasi merah putih itu sempat mengajukan terbang di atas batas kecepatan normal. Hal itu dipinta di menit terakhir sebelum pesawat berpenumpang 162 orang itu akhirnya jatuh.

"Pesawat itu mungkin pada menit terakhir naik dengan kecepatan di luar batas normal," ujar Jonan usai menghadiri Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi V DPR, Jakarta, Selasa (20/1) malam.

BACA JUGA: Boro-Boro Mikir Orang SBY, Ngurusi Ekonomi aja Jokowi Pusing

Hanya saja Jonan tak ingat berapa batas ketinggian AirAsia saat itu. Namun, ia memastikan bahwa AirAsia terbang di luar batas yang seharusnya. Hal tersebut kemungkinan besar menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.

"Saya nggak apal, pesawat naik di atas batas normal. Dia (AirAsia) naik ke atas dari kemampuan pesawat, kemudian mengalami stall. Kalau Anda (wartawan) tanya stall nya kenapa, saya nggak tahu," paparnya.

BACA JUGA: Mabes Polri: Gugatan Praperadilan Terhadap KPK Harus Diapresiasi

Itu artinya AirAsia terbang sudah di luar kewajaran saat itu?

"Pada saat-saat terakhir iya, pencapaian ketinggian, dan turunya terlalu cepat. Naiknya juga tidak wajar," jawab mantan Dirut KAI ini.

BACA JUGA: Makan Siang dengan Ical, Luhut Pastikan Golkar tak Merapat

Berdasarkan dokumen bahan rapat Kemenhub dengan Komisi V yang beredar di kalangan wartawan, sebelum AirAsia QZ8501 terjatuh pesawat itu naik 6 ribu kaki hanya dalam waktu satu menit. Hal itu menandakan bahwa pesawat menanjak di luar kewajaran.

Padahal, biasanya pesawat naik 1.000-2.000 kaki dalam waktu semenit.

Saat itu,tercatat pukul 23:16:11,577  (UTC/Coordinated Universal Time, +7 untuk WIB) pesawat berada dalam ketinggian 32 ribu kaki. Kemudian pada pukul 23:17:1,7889 pesawat sudah berada di ketinggian 32,1 ribu kaki. 

Nah baru pada pukul 23:17:43,210 pesawat berada di dalam posisi tertinggi. Yakni 37,35 ribu kaki.

Baru pada pukul 23:19:46,352 tiba-tiba AirAsia turun tajam di ketinggian 24 ribu kaki. Di saat itulah pesawat hilang kontak. 

Dengan menilik data tersebut, pesawat naik sangat tajam dan turun dengan tiba-tiba hingga akhirnya hilang kontak. (chi/mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Desak Pemerintah Angkat Honorer K2 Jadi CPNS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler