Airlangga Beberkan Potensi Ekonomi di Pondok Pesantren, Begini Katanya...

Minggu, 13 Juni 2021 – 16:42 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan potensi ekonomi pesantren sangat besar. Foto: Genpi.co

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah menilai potensi ekonomi pondok pesantren (ponpes) di Indonesia sangat besar.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan berdasarkan data, Indonesia memiliki sebanyak 31.385 ponpes dengan jumlah santri sekitar 4,29 juta orang pada triwulan I-2021.

BACA JUGA: Kemenko Perekonomian Sebut Angka Realisasi KUR Mencapai 40,79 Persen hingga Juni

"Sebanyak 44,2 persen di antaranya memiliki potensi ekonomi," ujar Airlangga seperti dikutip dari laman resmi ekon.go.id, di Jakarta, Minggu (13/6).

Politikus Golkar itu berharap semua ponpes akan memiliki potensi ekonomi, sehingga dapat menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan, syariah, dan UMKM halal Indonesia.

BACA JUGA: Golkar Teken Kerja Sama dengan Partai Vladimir Putin, Airlangga Ajak Rusia Tingkatkan Investasi di Indonesia

“Kolaborasi dalam membangun ekosistem syariah berbasis ponpes perlu dilakukan baik antara regulator maupun stakeholders, sehingga ponpes dapat mendorong terjadinya peningkatan keuangan inklusif seiring dengan peningkatan akses keuangan," beber Airlangga.

Selain itu, lanjut Airlangga, ekonomi berbasis ponpes dilakukan untuk meningkatkan pendapatan, mengurangi jumlah kemiskinan, serta meningkatkan kapasitas UMKM sehingga dapat naik kelas.

BACA JUGA: Airlangga dan Anies Saling Melengkapi, Pasangan Serasi untuk 2024

"Usaha yang dijalankan di ponpes sebaiknya menjadi usaha menengah besar, bukan menengah kecil lagi,” ungkap Menko Airlangga.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan program percepatan inklusi keuangan untuk mendukung kemandirian ponpes dilakukan lewat Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI).

DKNI akan tersebut akan berbentuk edukasi keuangan bagi santri, pemberdayaan kemandirian pesantren dengan program Pesantren Go Digital, implementasi dan pemanfaatan Kartu Santri untuk keperluan edukasi serta transaksi dalam lingkungan pesantren juga identitas para santri.

"Ada juga pendampingan pelatihan digital marketing dan juga pembiayaan syariah/program One Pesantren One Product (OPOP)/Koperasi Pesantren," kata Airlangga.

Eks Menteri Perindustrian itu menambahkan untuk program OPOP dilaksanakan untuk menghasilkan satu produk kelas global yang unik dan khas dengan memanfaatkan sumber daya lokal.

Peserta program OPOP saat ini telah mencapai 1.500 pesantren dengan total transaksi business match per Desember 2020 ialah Rp 21 miliar.

“Koordinasi dan sinergi bersama semua stakeholders harus terus dipertahankan dan diperkuat dalam mendukung inklusi keuangan bagi ponpes,” jelas Menko Airlangga. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler