jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan masuk akal jika ada tafsir politik yang mengarah Airlangga Hartarto condong ke Prabowo Subianto dan berpeluang menjadi cawapres Ketua umum partai Gerindra tersebut.
Adi mengatakan hal ini saat ditanya terkait seloroh Airlangga di Istana Merdeka yang meminta dirinya ditanya terkait Prabowo Subianto kepada wartawan beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Pakar Nilai Airlangga Lebih Sreg Jadi Cawapres Prabowo, Bukan Ganjar
"Itu pasti ditafsirkan sebagai bagian dari kode dimana Pak Airlangga ditafsirkan lebih condong ke Prabowo Subianto. Masuk akal juga kalau ada yang menafsirkan semacam itu," ujarnya.
Adi menjelaskan saat ini memang tahun politik. Sehingga segala sesuatu yang dilakukan elit ketua umum partai pasti dikaitkan dengan pemilihan Presiden. Termasuk seloroh Airlangga di Istana kepada para wartawan.
BACA JUGA: Airlangga Dianggap Pantas Dampingi Prabowo, Golkar: Realisasi Peleburan KIB & KKIR
Adi mengatakan tafsir terhadap condongnnya Airlangga ke Prabowo karena keduanya adalah dua menteri Jokowi yang sudah bersahabat sejak lama. Bahkan sejak sama-sama menjadi kader Golkar.
Adi juga tidak menampik jika sikap condong tersebut membuka peluang Airlangga menjadi cawapres Prabowo Subianto.
BACA JUGA: Menko Airlangga Tegaskan Pemerintah Terus Dorong Kemudahan Bagi UKM Dapat Sertifikat SNI
"Bisa juga Airlangga yang dipilih jadi cawapres, mendampingi Prabowo," tambahnya.
Adi mengatakan peluang Airlangga menjadi cawapres tentunya dengan izin dari Cak Imin dan PKB. Gerindra dan PKB telah menandatangani piagam politik koalisi pilpres 2024.
"Seizin Cak Imin, kecuali Gerindra sudah tidak menggangap Cak Imin dan PKB," ujarnya.
Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid berharap apabila Capres berasal dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), maka Cawapresnya berasal dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Ya kan begini ya, kalau gagasannya itu adalah integrasi dua koalisi yaitu KIB dan KKIR, kan KKIR sudah mempunyai calon presiden yang pakem, yang tidak mau ditawar. Namanya Pak Prabowo Subianto," kata Nusron kepada wartawan di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (14/5).
"Supaya ini (koalisi) bisa melebur, kan kita juga harus ada yang mau mengalah. Oke kalau begitu presidennya dari KKIR, tapi wakil presidennya dari KIB," sambungnya.
Orang yang dimaksud sebagai Cawapres untuk mendampingi Prabowo yakni Airlangga Hartarto yang merupakan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar. Namun, KIB sendiri belum memutuskan siapa yang akan menjadi Capres-Cawapres.
"Ya KIB siapa biar diputus dalam KIB. Tapi tentunya karena saya orang Golkar, berkepentingan supaya KIB itu nanti yang muncul nanti nama Pak Airlangga Hartarto. Kenapa? Karena Airlangga merupakan Ketua Umum Golkar, dalam KIB, Golkar juga partai paling besar, wajar dong dan relevan begitu," ujarnya.
Terkait dengan koalisi empat partai tersebut menurutnya bagus. Karena, disebutnya diisi oleh partai besar.
"Ini (koalisi) kalau jadi bagus. Kenapa? Karena Gerindra secara suara pemenang nomor tiga, ini nomor dua, mempunyai presentasi. Di dalam KKIR, Gerindra adalah partai paling besar, lebih besar dari PKB. Dalam KIB, Golkar adalah yang lebih besar daripada PAN saya kira fair," ungkapnya.
"Ketika nanti bagaimana rumusannya kalau proposalnya disetujui/tidak disetujui ya namanya kan soal bagaimana nanti para empat ketua umum ini berunding," pungkasnya. (dil/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif