Pakar Nilai Airlangga Lebih Sreg Jadi Cawapres Prabowo, Bukan Ganjar

Selasa, 13 Juni 2023 – 17:40 WIB
Ilustrasi - Hasil survei LSI memperlihatkan elektabilitas Prabowo Subianto ketika dipasangkan dengan Airlangga Hartarto jauh mengungguli dua pasangan lain. Foto: Ist.

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin menilai Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto telah memberi sinyal bahwa pihaknya akan bergabung dengan poros Gerindra-PKB.

Bahkan, menurut Ujang, Golkar memang lebih pas jika berkoalisi dengan poros Prabowo, ketimbang poros Ganjar Pranowo.

BACA JUGA: Menko Airlangga Beberkan Berbagai Upaya Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Petani

“Kemungkinan lebih sreg ke Prabowo. Kenapa? Kalau dengan PDIP, Airlangga tidak bisa jadi capres, karena sudah ada Ganjar. Cawapres pun berat kalau berkoalisi dengan PDIP,” kata Ujang saat dihubungi, Selasa (13/6).

Sementara, ujar Ujang, peluang Airlangga dan Golkar di poros Prabowo masih terbuka lebar. Bisa saja Airlangga menjadi cawapres dari Prabowo Subianto.

BACA JUGA: Diyakini Bikin Menang Pilpres, Golkar Disarankan Proaktif Dorong Airlangga Cawapres

“Kalau dengan Prabowo masih punya kesempatan. Tapi ya harus didealkan dengan Cak Imin. Karena Cak Imin mati-matiaan juga ingin jadi Cawapresnya Pak Prabowo,” tegas Ujang.

Perihal kecocokan, Ujang sepakat bahwa Golkar sebaiknya bergabung dengan Koalisi Prabowo dan Cak Imin.

BACA JUGA: Ketum Partai Terbesar Kedua di DPR, Airlangga Sangat Layak Jadi Cawapres Prabowo

Menurut dia, sekalipun Golkar tak dapat kursi cawapres, lebih pas jika berkoalisi dengan Prabowo.

“Dalam konteks koalisi soal nyaman, kenyamanan lebih bagus Golkar dengan Prabowo. Golkar tuh lebih cocok dan pas ke koalisi Gerindra-PKB. Kalau ke PDIP, Golkar jadi enggak dapat apa-apa. Itu persoalannya,” ujar Ujang lagi.

Ditambah lagi, menurut Ujang, cawapres Ganjar juga tampak telah dikunci oleh Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Kata dia, Megawati kelihatannya akan memilih cawapres Ganjar dari sosok Nahdlatul Ulama (NU).

“Airlangga kan bukan (NU), tapi kalau di Prabowo kan masih mungkin (jadi cawapres),” tegas Ujang.

Sebelumnya, Airlangga memberikan kode Golkar bakal merapat ke koalisi Prabowo. Awalnya, dia berbicara dinamika politik pilpres 2024.

Dia menjelaskan tentang perkembangan komunikasi politik dengan ketum parpol lain seperti PDIP, PKB, PAN maupun Demokrat.

Jawaban Airlangga hanya normatif seperti halnya masih berhubungan baik dengan parpol lain. Namun, berlabuhnya Golkar untuk memilih koalisi masih teka-teki.

"Dengan PAN baik, dengan PKB juga lancar," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (12/6).

Terlebih saat ini, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) kemungkinan kandas setelah PPP mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres dan merapat ke PDIP. Tetapi, secara formal, Airlangga menyebut bahwa KIB masih ada.

"KIB belum teken surat belum. Belum teken-teken. Namanya belum teken ya masih ada," kata Menko Perekonomian ini.

Tiba-tiba, saat awak media hendak menyudahi wawancara, Airlangga justru menanyakan soal Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

"Kenapa enggak nanya (soal) Pak Prabowo?" celetuk Airlangga.

Terpancing dengan itu, Airlangga lantas ditanya mengenai Prabowo. Dia menyebut, hubungannya dengan sang Menhan berjalan baik dan dirinya sudah mengobrol tentang politik.

Namun, saat disinggung apakah menginginkan duet Prabowo-Airlangga, dia hanya tertawa dan menyudahi tanya jawab. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler