jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) R Wijaya Dg Mapasomba menilai melonjaknya suara Partai Golkar di Pemilu 2024 merupakan dampak dari berbagai hal.
Namun, yang paling utama karena sosok Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
BACA JUGA: Suara Golkar Moncer, Startegi Airlangga di Pemilu 2024 Tuai Pujian
Sebab, kata Wijaya, Airlangga mampu memimpin dan menggerakan mesin politik partai berlambang pohon beringin itu.
Airlangga, kata Wijaya, juga berkontribusi positif bagi kemenangan Golkar dan pasangan capres-cawapres terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
BACA JUGA: Suara Golkar Melonjak, Airlangga Ketum Parpol Terbaik
"Ini harus diakui bahwa pengaruh Airlangga yang membangun konsolidasi yang kuat dari internal sampai ke masyarakat paling bawah menyebabkan lonjakan suara Partai Golkar," kata Wijaya di Jakarta, dikutip, Kamis (28/3).
Seperti diketahui, Partai Golkar menjadi peraih suara tertinggi pada Pemilu 2024 di antara partai politik koalisi pendukung capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Golkar hanya kalah dari PDIP sebagai partai pemenang Pemilu Legislatif (Pileg).
PDIP meraih 25.377.279 atau 16,27 persen suara nasional, sedangkan Golkar meraup 23.208.654 atau 15,28 persen suara.
Wijaya melanjutkan faktor lain kemenangan Golkar adalah militansi kader-kader yang terjun langsung di tengah-tengah masyarakat dalam menyerap aspirasi. Hal tersebut juga tidak lepas dari peran Airlangga sebagai nahkoda partai sehingga jumlah perolehan kursi Partai Golkar naik signifikan.
"Kalau suara partai naik kan pasti tergantung siapa Ketua Umumnya, nah pada saat ini kan Airlangga Ketua Golkar berarti keberhasilan ini suatu pembuktian dari kepemimpinan beliau," ujarnya.
Kemudian, kata Wijaya, Airlangga memang benar-benar tepat menempatkan calon legislatif (caleg) di sejumlah daerah yang berpotensi menang.
"Inilah kehebatan Airlangga pendekatannya kepada figur yang berpengaruh di daerah itu, kemudian diusung menjadi caleg Golkar, akhirnya terbukti banyak caleg Golkar yang lolos ke Parlemen dan ini tidak bisa dinafikan bahwa memang kerja Airlangga,'' terangnya.
Wijaya tak setuju adanya anggapan bahwa suara Partai Golkar naik signifikan lantaran efek mengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Justru sebaliknya berkat Partai Golkar perolehan suara Prabowo-Gibran naik di beberapa daerah.
"Kalau ada yang mengatakan bahwa suara Partai Golkar naik karena mengusung Prabowo-Gibran, ya saya pikir tidak tepat. Karena Golkar merupakan partai besar dan salah satu partai tertua, tidak mungkin mengejar efek ekor jas Prabowo-Gibran," tuturnya.
Wijaya menyebutkan kemenangan Partai Golkar di 15 Provinsi juga tidak lepas dari hasil kerja Airlangga sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
"Masyarakat melihatnya ke arah itu, semenjak (Airlangga, red) menjadi menteri konsisten menjalankan tugasnya melayani membuat kebijakan yang langsung menyentuh ke masyarakat paling bawah, Pak Airlangga juga bukan pemimpin yang kontroversial," tutur Wijaya.(mcr10/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul