jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan politik harus membawa kesejahteraan dan politik uang tidak baik untuk demokrasi.
Pengamat politik dari UIN Syahid Jakarta Ray Rangkuti mengatakan untuk menghilangkan politik uang maka perlu membenahi empat faktor ini.
BACA JUGA: Senior Golkar Ingin Luhut Binsar Ambil Alih Partai Menjelang Pemilu 2024
“Adapun empat faktor dimaksud adalah mengnai sistem, penegakan hukum, kesejahteraan, dan budaya termasuk cara pandang terhadap demokrasi,” tegas Ray Rangkuti, Selasa (6/12/2022).
Menurut Ray, ketika berbicara tentang kesejahteraan rakyat adalah satu faktor yang kemudian akan membuat masyarakat tidak lagi mengharapkan uang dari politik.
BACA JUGA: Target 20 Persen Golkar Akan Tercapai jika Disokong Efek Ekor Jas
“Namun, harus muncul kesadaran bahwa politik uang berbahaya bagi demokrasi,” ujarnya.
Menurut Ray, kesejahteraan itu bagian penting dari pesta demokrasi dan program-program yang membawa kesejahteraan akan diusung oleh partainya.
BACA JUGA: KIB Prioritaskan Mengusung Airlangga Jadi Capres 2024, Pengamat: Karier dan Kinerjanya Cemerlang
“Yang perlu ditanyakan, apakah jalan menuju ke situ (kesejahteraan) akan mengikuti apa yang telah dicapai Golkar bersama Jokowi atau Golkar punya cara lain. Itu yang belum disebut Pak Airlangga,” ujar Ray yang juga Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima) itu.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai pernyataan pemilu untuk kesejahteraan jangka panjang memang bagus, namun untuk mencapainya tidak mudah direalisasikan.
"Artinya kalau perspektif Pak Airlangga atau Golkar ini kesejahteraan jangka panjang, itu bagus. Visi jangka panjang yang bagus, tetapi pada saat yang sama agak sulit tercapai,” terangnya.
Ujang mengungkapkan kesejahteraan adalah tujuan penting dari demokrasi. Sayangnya, soal kesejahteraan masih menjadi persoalan di Indonesia hal itu bisa dilihat dari banyaknya warga miskin yang berhak menerima bantuan sosial (bansos). Belum lagi soal korupsi.
“Itu sebuah realita yang sulit dibantah,” tegas Ujang.
Menurut Ujang, Indonesia patut untuk membangun ekonomi Pancasila yang mandiri, tidak impor, dan menyetop utang.
“Karena kalau kita utang, kedaulatan kita hilang. Korupsi juga harus dihabisi karena itu uang rakyat yang dimaling," sambungnya.
Selain itu, persoalan politik uang juga masih terjadi dalam penyelenggaraan pemilu. Hal itu menjadikan konsep pemilu membawa kesejahteraan makin sulit dilaksanakan.
“Itu juga indikator bahwa kita belum siap sejahtera bahwa kita melaksanakan pemilu dengan penuh kecurangan dan money politik,” tambahnya.
Meski demikian, Ujang mengungkapkan konsep pemilu membawa kesejahteraan memang harus diapresiasi dan didukung oleh semua pihak.
“Konsep kesejahteraan harus kita dukung, harus kita apresiasi, tetapi sulit untuk direalisasikan selama persoalan itu masih ada,” pungkas Ujang.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari