jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah pertemuan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan ketua umum partai politik lain dilihat sebagai upaya Golkar menjajaki peluang koalisi menuju Pemilu 2024.
Seperti yang diberitakan, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menemui tiga ketua umum parpol besar pada awal 2021.
BACA JUGA: Gelar Pertemuan, Prabowo dan Airlangga Hartarto Bakal Duet di Pilpres 2024?
Pertama, Airlangga menemui Ketua Umum Partai Nasdem pada pertengahan Februari lalu di Pulau Kaliage, Kepulauan Seribu. Hal yang sama juga dilakukan Airlangga saat bertemu dengan Ketum PPP Suharso Monoarfa.
Paling akhir, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kabinet Indonesia Maju ini menemui Ketua Umum Partai Gerindra di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/3).
BACA JUGA: Pertemuan Airlangga-Prabowo Diyakini Penjajakan Awal Koalisi 2024
Wakil Ketua DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung menyebutkan, pertemuan tersebut merupakan silaturahmi elite yang biasa dilakukan oleh ketum partai politik.
“Komunikasi dan silaturahmi elite ini menjadi satu bagian penting untuk menjaga dan mendukung pemerintah. Terlebih di masa pandemi ini, kekompakkan serta solidaritas antar elite, partai politik, dan pemerintah itu penting untuk secara bersama-sama keluar dari krisis ini,” ujar Doli dalam dialog bersama @tentanggolkar.
BACA JUGA: Partai Golkar Dinilai Sudah Tepat Ajukan Airlangga Hartarto untuk Pilpres 2024
Meski begitu Doli pun tak menampik pertemuan juga membahas persoalan politik, namun bukan membahas Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Meski ada pembahasan politik di dalamnya. Tetapi utamanya, Pak Airlangga meminta agar kader Golkar fokus mendukung program pemerintah, terhadap dua tema besar, yaitu penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional,” jelas Doli.
Sementara itu Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu menilai pertemuan antara ketum parpol ini menjadi peluang besar dibangunnya koalisi besar pada pilpres 2024.
Terlebih, Partai Golkar memiliki bergaining yang besar dengan modal yang cukup kuat. Kemenangan Golkar di 60 persen pilkada 2020 lalu menjadi salah satu modal kuat Golkar menghadapi Pemilu 2024. "Prestasi Golkar di pilkada berpeluang besar untuk ditransformasikan di Pemilu 2024," jelas Yohan.
Golkar juga dilihat memiliki peluang besar membangun koalisi di 2024. Pengalaman Golkar menjadi motor Koalisi Merah Putih di 2014 menjadi bukti partai ini masih menjadi sentral kekuatan politik.
“Jika Partai Golkar cukup serius di tahun 2024, saya pikir Golkar berpotensi membuat koalisi besar. Mereka punya kekuatan teritori, dimana Golkar memiliki sistem dan struktur partai yang telah mengakar, sehingga menjadi modal untuk merajut koalisi besar dan memimpin koalisi di 2024,” tutup Yohan. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil