Airlangga Hartarto: Kita Hanya Berbeda 14 Februari, Sesudah Itu Bersama Lagi

Minggu, 30 April 2023 – 14:34 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto kian moncer di Musra Indonesia. Foto: Dok. Partai Golkar

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato mengingatkan kesatuan politik pascapemilu adalah hal yang sangat penting.

Menko Perekonomian ini menyakini persatuan politik pasca pemilu harus dirintis dari sekarang karena negara harus diurus secara bersama-sama.

BACA JUGA: Airlangga dan SBY Diskusi Panjang soal Perubahan, Sistem Pemilu Jadi Keresahan Bersama

"Perbedaan kita hanya pada tanggal 14 Februari, pada saat masyarakat memilih, mencoblos, sesudah itu kita kembali bersama bangun bangsa," ujar Airlangga saat jumpa pers usai pertemuan dengan Partai Demokrat, Jumat (29/4) malam.

Airlangga menyampaikan Partai Golkar terus membuka silaturahmi dan dialog dengan partai politik termasuk dengan partai Demokrat yang memposisikan diri sebagai oposisi Pemerintah.

BACA JUGA: Airlangga Bertemu SBY, Sebut Golkar dan Demokrat Punya Tujuan yang Sama

Seperti diketahui, Partai Golkar membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan partai mitra koalisi pemerintah yakni partai PAN dan PPP. Sementara partai Demokrat dengan Koalisi Perubahan yang berisikan Partai Nasdem dan PKS.

"Karena penting bagi Indonesia agar seluruh partai ini suasananya adem, dan kita memasuki pesta politik tidak dengan tegang tapi politik dengan kebahagian," tambahnya.

BACA JUGA: Airlangga Tiba di Cikeas, AHY dan Ibas Menyambut, SBY Tidak Ikut

Politik kebahagiaan dalam pesta politik bagi Airlangga hanya bisa terjadi jika komunikasi antar parpol baik yang berasal dari koalisi yang sama atau berbeda tetap intens.

Airlangga menyakini Indonesia adalah negara besar yang tidak mungkin seluruh persoalan dapat diselesaikan oleh satu partai politik.

"Satu parpol tidak bisa menyelesaikan semua persoalan di negeri ini. Kita harus bersama-sama," tegasnya.

Partai Golkar dan partai Demokrat sepakat bahwa pemilu itu bukan the winner take it off (pemenang kuasai semua) seperti yang berlaku di Amerika Serikat.

Airlangga menyakini demokrasi Pancasila yang berlaku di Indonesia adalah siapapun pemenangnya maka pembangunan dilakukan bersama-sama.

"Sama seperti pertandingan olahraga voli misalnya, Begitu sudah ada yang juara pembentukan tim nasional bukan dari juara itu sendiri, harus dibentuk semua tim," tambahnya.

Ia sekali lagi berharap perjalanan pemilu 2024 memiliki nuansa pesta politik penuh dengan kebahagian.

Bukan pesta politik yang membelah bangsa ini menjadi dua dengan politik identitas.

"Paling kita khawatirkan kalau bangsa ini terbelah dengan politik identitas, kalau di ekonomi ada istilah namanya scare, ada luka yang dalam, demikian juga politik, ada scare, luka yang dalam dan tidak dalam waktu dekat dia sembuh," tambahnya.

Airlangga mengajak seluruh elemen masyarakat meninggalkan politik identitas, meski berbeda posisi dalam memandang pemerintah.

Menurut Airlangga setiap elemen termasuk partai politik yang ada di pemerintahan maupun diluar memiliki fokus yang sama yakni tantangan kesejateraan dan kemajuan rakyat pasca bonus demografi yang diprediksi berakhir tahun 2038.

"Tinggalkan politik identitas, kita tidak harus dalam posisi sama tapi yang paling sulit adalah dalam posisi berbeda, kita bertujuan yang sama untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia pasca bonus demografi," ujarnya. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler