jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merasa tertarik pada GoTo lantaran saat peluncuran saham GOTO, ada saham Gotong Royong yang dibagi sebesar Rp 310 miliar.
Airlangga pun mengapresiasi hal itu juga karena baru pertama kalinya dilakukan di Indonesia.
BACA JUGA: GoTo Ungkap Rencana Besar Setelah Resmi Melantai di BEI
"Untuk yang pertama ini tadi kita bahas, pemenangnya adalah usaha kecil dan menengah, UMKM. Selain GoTo, kita juga berikan apresiasi kepada UMKM karena ini adalah pertemuan super aplikasi dengan marketplace yang juga melibatkan banyak UMKM," kata Airlangga dalam seremoni pencatatan perdana saham GOTO secara virtual yang dipantau di Jakarta, Senin (11/4).
GoTo melepas sebanyak 40,62 miliar lembar saham kepada masyarakat dengan harga IPO Rp 338 per saham sehingga perseroan meraup dana segar Rp 13,73 triliun.
BACA JUGA: Resmi Melantai di BEI, Saham GOTO Memelesat, Tertarik?
"Jadi selamat dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada ekosistem yang mendukung dan kepada pihak penyelenggara yang membuat aplikasi dan buat IPO digital ini berhasil," ujarnya.
Airlangga berpesan agar GoTo mampu membawa nama Indonesia di Asia di tengah berbagai situasi yang sedang memprihatinkan.
BACA JUGA: GoTo Turut Berpartisipasi Dalam Ajang Mandalika GP Series 2022
"Sebagai referensi, IPO GOTO saya hitung kira-kira 2,8 persen dari PDB Indonesia. Jadi sekali lagi selamat," ujar Airlangga.
Airlangga berharap ke depan makin banyak perusahaan yang bergerak di bidang teknologi yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO menyusul resminya PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.
"Saya juga mengapresiasi juga untuk Pak Wimboh karena OJK membuat terobosan, ini harus diapresiasi, karena terobosan ini yang memungkinkan perusahaan-perusahaan digital untuk masuk," ujar Airlangga
Menurut Airlangga, IPO GoTo juga menjadi tanda bahwa IPO perusahaan teknologi atau rintisan (startup), tidak perlu dilakukan di luar negeri.
"Jadi untuk tahap awal bisa di Indonesia dan setelahnya silakan pergi ke mancanegara. Kalau di dalam negeri lebih banyak masyarakat Indonesia, apalagi dalam hal ini sopir-sopir ojol atau pengemudi-pengemudi yang bisa mengikuti dan mendapatkan potensi kenaikan saham dari GoTo," kata Airlangga.
Airlangga menyampaikan dalam situasi pandemi COVID-19, salah satu sektor yang tumbuh positif adalah sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh 10 persen pada 2020 dan 6,81 persen pada 2021.
Ekonomi digital di Indonesia juga merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara di mana pada 2021 mencapai sekitar USD 70 miliar dan diperkirakan pada 2025 mencapai USD 146 miliar.
"Hari ini bahwa GoTo go public dengan market cap sekitar Rp 400 triliun dan ini langsung melonjak mungkin di antara kapitalisasi nomor 4 se-Indonesia," ujar Airlangga. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul