Airlangga Sebut BRI Punya Andil Besar dalam Penyaluran Kredit UMKM

Kamis, 17 Februari 2022 – 14:03 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai BRI memiliki andil besar dalam mendukung penyaluran kredit UMKM. Foto: BRI

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai BRI memiliki andil besar dalam mendukung penyaluran kredit UMKM.

Hal itu disampaikan saat menjadi keynote speech nya di BRI Microfinance Outlook 2022 (Kamis, 10/02/2022).

BACA JUGA: Kredit Mikro Tumbuh Double Digit Pada 2021, BRI Optimistis Tahun Ini Jauh Lebih Baik

Menurutnya, kucuran modal yang memadai terhadap pelaku UMKM dinilai dapat mengakselerasi pemulihan sektor yang menjadi kontributor utama produk domestik bruto (PDB) Indonesia tersebut.

Airlangga menyebut UMKM yang terus ‘naik kelas’ memiliki implikasi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

BACA JUGA: Komposisi CASA BRI Tembus 63,3 Persen, Biaya Dana Makin Efisien

Sebab, Kementerian Koperasi dan UKM pada 2019 mencatat sebanyak 65,46 juta unit atau sekitar 99,99 persen dari total usaha nasional.

Jumlah tersebut mampu menyerap sekitar 119,5 juta tenaga kerja atau setara 96,92 persen dari total tenaga kerja di Indonesia.

BACA JUGA: Cerita Herman, Pekerja BRI yang Menyalurkan Bansos untuk Pulau Terpencil

Di sisi lain, kata Airlangga, perbankan merupakan motor penggerak dalam meningkatkan kesejahteraan sektor UMKM.

Oleh karena itu, pemerintah mendorong kontribusi perbankan melalui target penyaluran kredit UMKM nasional mencapai 30 persen dengan total pembiayaan setara Rp 1.800 triliun.

Semangat ini juga sejalan dengan agenda prioritas dalam presidensi G20 di Indonesia, yakni inklusi keuangan.

Terutama, terkait peran teknologi digital dan peluang meningkatkan akses bagi UMKM dalam hal pembiayaan dan pemasaran.

"Kami melihat bahwa BRI adalah salah satu yang memberikan loan besar kepada sektor UMKM. Karena tidak semua perbankan konsentrasinya pada usaha kecil dan menengah, sehingga dari segi pemerintah mungkin yang penting agregatnya. Karena kami tidak melihat bahwa semua one size fit for all, tetapi yang jadi target pemerintah adalah total agregatnya,” ujar Airlangga.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk siap menjadi pemain utama dalam mendongkrak agregat kredit UMKM nasional.

Hal itu didukung rekam jejak yang mengesankan sebagai bank UMKM.

Airlangga pun mendorong kredit UMKM nasional dapat terus meningkat, seiring adanya perbaikan demand side di sektor tersebut.

Adapun kredit UMKM secara nasional hingga saat ini porsinya baru menyentuh 18,4 persen atau setara Rp 1.200 triliun.

"Aspek permodalan ini diharapkan bisa terus meningkat dengan kontribusi dan kapabilitas BRI," ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut strategi business follow stimulus yang selama ini diterapkan BRI turut mempercepat pemulihan sektor UMKM.

Hal ini tercermin dari kepercayaan yang diterima BRI sebagai bank terbesar yang mendapat alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR).

BRI terus mendapatkan tambahan alokasi KUR dari tahun ke tahun. Pada 2022, alokasi KUR BRI menyentuh Rp 260 triliun atau setara 70 persen dari total nilai KUR yang sebesar Rp 373,17 triliun.

Angka ini meningkat dibandingkan alokasi tahun sebelumnya sebesar Rp 195,59 triliun.

Kucuran stimulus KUR ini, lanjut Sri Mulyani, turut ditopang oleh belanja Kementerian/Lembaga (K/L) untuk pengembangan UMKM.

Pada 2019, belanja K/L untuk pengembangan UMKM hanya sebesar Rp 27 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp 157,7 triliun pada 2020, Rp 117,3 triliun pada 2021, dan Rp 37,3 triliun pada 2022.

Ada pula bantuan-bantuan terhadap UMKM, seperti subsidi KUR, non-KUR, kemudian iuran jaminan, dan juga PPH final.

Ada juga bantuan listrik, DTP untuk sewa outlet, pembebasan rekening minimum, itu semuanya diberikan kepada UMKM.

"Jumlahnya melonjak dari tadinya Rp 18 triliun sebelum pandemi Covid-19 menjadi Rp 40 triliun. Dan tahun lalu Rp 60 triliun,” ujarnya.

Di sisi lain, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo membeberkan kontribusi Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dalam peningkatan porsi kredit UMKM saat ini telah mencapai 11,5 persen.

Itu artinya, lebih dari separuh porsi kredit UMKM saat ini berada di tangan empat bank milik negara tersebut.

Angka ini, kata Kartika, diharapkan bisa terus meningkat seiring pertumbuhan bisnis Himbara yang terus menguat.

“Dari sisi nasional UMKM Himbara ini telah mencapai 62,5 persen dari UMKM nasional. Tentunya tadi untuk mencapai target 30 persen dari total balance kredit nasional Himbara akan menjadi komponen utama untuk bisa mencapai target dari tercapainya 30 persen kredit nasional di kredit UMKM,” imbuhnya.

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa masih terdapat ruang bagi BRI untuk melakukan ekspansi kredit. Hal ini bisa dilihat dari Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI saat ini yang berada di angka 83 persen.

"Jika LDR idealnya itu sekitar 90 persen-91 persen, maka sesungguhnya dari sisi likuiditas maupun dari sisi capital punya peluang dan punya kemampuan untuk tumbuh secara agresif. Tinggal sekarang loan demand-nya itu yang harus kita petakan dengan baik,” papar Sunarso.

Sunarso menyebut dari segi permodalan, BRI punya Capital Adequacy Ratio (CAR) 25,28 persen.

Angka itu tiga kali lipat di atas threshold yang diatur Bank Indonesia (BI). Terlebih, BRI baru saja mendapatkan tambahan modal melalui proses rights issue di mana perseroan mendapat dana segar dari investor publik sebesar Rp 41 triliun.

Adapun saat ini, porsi kredit UMKM BRI telah mencapai 83,86 persen.

"Dengan strategi transformasi dalam blueprint BRIVolution 2.0 yang sedang dijalankan BRI saat ini, Sunarso optimistis porsi kredit UMKM di perseroan bisa menyentuh 85 persen pada 2024," tegas Sunarso. (jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... BRI Bidik Penguatan Usaha Mikro lewat Journey Konsolidasi Berbasis Teknologi


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler