Ajak 25 Dubes Keliling Tampaksiring, Bu Mega Teringat Masa Lalu

Minggu, 07 Agustus 2016 – 17:04 WIB
Megawati Soekarnoputri bersama pada duta besar negara sahabat pose bersama. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com - GIANYAR - Ketua Umum Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) Megawati Soekarnoputri berbagi pengalaman serta impiannya kepada para duta besar negara sahabat, yang diajak berkeliling ke Istana Tampaksiring, Gianyar, Bali, Minggu (7/8).

Acara tersebut merupakan rangkaian program 'Tour of Eka Karya Botanical', yang diselenggarakan YKRI selama tiga hari (5-7 Agustus) di Bali. Sehari sebelumnya, puluhan duta besar juga sudah ikut menanam pohon langka di Kebun Raya Bedugul, Bali. 

BACA JUGA: Pemuda Asal Lampung Ikuti World Youth Day 2016 di Polandia

Para Dubes yang ikut ambil bagian dalam acara tersebut antara lain dari Rusia, Turki, Vietnam, Filipina, Serbia, Peru, Zimbawe, Singapura, dan Srilanka.

Megawati ingin kekayaan alam seperti pepohonan, tumbuhan, dan bunga-bungaan asli Indonesia bisa dilestarikan untuk menghindari kepunahan.

BACA JUGA: Geram! Anak Buah Mega Sebut Perjanjian Tiga Negara Cuma Ajang Foto-Foto

"Saya tadi terkenang, waktu saya jadi presiden dan wapres, saya banyak menanam di sini untuk menambah koleksi tanaman-tanaman yang memang waktu ayah saya (Presiden pertama RI Soekarno) membangun, masih belum mencukupi. Makanya tadi saya perhatikan ternyata dapat tumbuh dengan baik. Semua dalam rangka melestarikan pohon-pohon yang menurut saya belum langka, tapi sudah masuk ke akan menjadi langka. Jadi saya coba lihat lagi," kata Megawati, di Istana Tampaksiring, Gianyar, Bali.

Mega kemudian menceritakan apa yang diamati dalam perjalanannya dari Denpasar menuju Istana Tampaksiring. Dia melihat perbedaan yang sudah cukup jauh jika melihat lingkungan dan pepohonan serta ciri khas daerahnya. Umpamanya perubahan yang sangat kelihatan adalah sekarang ini sudah sangat sulit mendapatkan bukit yang ada alang-alangnya.

BACA JUGA: Aceh Harus Rebut Best Halal Destination 2016

"Saya tanya, ternyata dilakukan penghijauan, tapi tidak melihat sebaiknya apa yang harus ditanam untuk penghijauan itu. Sebagai contoh kayu sengon sekarang sangat laku untuk jadi bahan-bahan kerajinan atau mebel. Itu ditanam di bukit yang ada alang-alangnya. Ternyata daya serap sengon sangat rakus, mematikan alang-alang itu. Padahal bentuk rumah tradisional Bali kalau kita lihat dari foto-foto lama, temboknya diberi tanah yang di atasnya diberi alang-alang dan atap Bali kan alang-alang. Itu yang saya lihat, sayang sekali tidak dilestarikan," ungkap Presiden ke-5 Indonesia itu.

Melihat kondisi itu, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini mengaku sudah meminta beberapa kepala daerah di Bali yang merupakan kader PDI Perjuangan untuk memperhatikannya. Apalagi, dari sembilan kabupaten/kota di Bali, tujuh di antaranya dipimpin kader PDI Perjuangan.

"Sekarang saya upayakan untuk bekerja dengan cara pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana, yang mereka sendiri merasakan itu ada manfaatnya. Antara lain dalam lingkungan pelestarian Bali, saya minta, mungkin ada desa yang bisa dijadikan contoh kultural. Inilah desa Bali dari dulu yang meskipun sekarang kita lihat denah dan sebagainya masih sama," bebernya.

Megawati pun melihat budaya di Bali harus bisa membentengi pengaruh budaya luar. "Itu yang mesti kita jaga. Maka kearifan lokal yang ada harus selalu dilestarikan. Seperti Subak, itu kan bagian dari heritage dunia. Hal-hal yang sifatnya tradisional dan masuk dalam kearifan lokal Bali, harus diperkuat. Dan anak-anak muda, melihat dari anak-anak SD juga tetap menggemari kesenian Bali. Itu menurut saya penguatan budaya yang begitu sangat majemuk. Itu bisa dilestarikan," tuturnya. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bina Mental Prajurit TNI Agar Siap Hadapi Godaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler