jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri mengajak para peneliti bekerja keras selama masa transisi dua tahun di lembaga yang berkantor di Jakarta Pusat itu.
Dia mengatakan itu dalam dialog bersama para periset BRIN di Gedung Nayaka Loka, di lingkungan Kebun Raya Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali, Senin (7/8).
BACA JUGA: Megawati Ingatkan 2 Hal Ini Kepada Para Peneliti, Mohon Disimak
Megawati awalnya dalam dialog mengingatkan bahwa BRIN ialah lembaga yang berasal dari penggabungan sejumlah instansi.
Presiden kelima RI itu kemudian meminta para peneliti di BRIN tidak banyak membahas masa lalu dan bisa bekerja keras membangun lambaga.
BACA JUGA: Peneliti Sebut Pendukung Prabowo Inginkan Erick Thohir Jadi Cawapres
"Nah sekarang ini masa transisi, yang namanya baru dua tahun, tapi sudah terbentuk yang namanya struktur. Jadi, sekarang yang ada dan harus kalian (lakukan, red) kerja keras, semangat,” kata Megawati.
Diketahui, Kepala dan Wakil Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dan Laksamana Madya (Laksdya) Amarulla Octavian turut hadir di acara dialog.
Tak hanya itu, jajaran Dewan Pengarah BRIN hadir lengkap seperti Sri Mulyani, Soeharso Monoarfa, Bambang Kesowo, hingga Emil Salim.
Dia kemudian menyoroti para peneliti yang lebih memikirkan urusan honor daripada memikirkan penelitian untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Tadi, kan, belum apa-apa, sudah bertanya apa sama ibu menteri (keuangan Sri Mulyani, red)? Honor opo iku. Tolong, dong, kalian, nih, orang Indonesia apa bukan," tanya Megawati.
Putri Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno itu mengingatkan para peneliti bisa mengingat perjuangan pahlawan memerdekakan bangsa sehingga tidak terjebak pada urusan honor ketika membahas BRIN.
“Rakyat Indonesia sekarang lupa perjuangan kenapa bisa merdeka? Kenapa saya suruh salam Pancasila? Kenapa saya suruh selalu merdeka, merdeka, merdeka? Supaya kalian (mengingat Indonesia pernah) dijajah tiga setengah abad. Coba, apa tidak merasakan susahnya (kalau dijajah)?” ungkapnya.
Megawati kemudian menekankan seorang peneliti seharusnya berbicara tidak sekadar urusan material ketika membahas BRIN.
“Saya mengerti itu perlu, tetapi ada yang lebih penting, untuk apa? Yakni bakti kalian pada negara dan bangsa,” lanjutnya.
Megawati selanjutnya menceritakan kembali sejarah pembentukan BRIN yang bermula dari diksusinya bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebab, dia bersama Jokowi memiliki keresahan yang sama tentang amburadulnya hasil penelitian di Indonesia.
Megawati kemudian menyarankan dibentuk sebuah badan yang langsung di bawah Presiden RI untuk mengurusi soal penelitian demi menuntaskan masalah amburadul sisi riset.
"Jadi satu bentuk lembaga. Bentuknya apa? Harus sebuah badan yang langsung (berkoordinasi) ke presiden,” kata Megawati. (ast/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Aristo Setiawan