Ajang Cooling Down Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo

Selasa, 19 Januari 2016 – 07:55 WIB
Valentino Rossi. Foto: AFP

jpnn.com - BARCELONA – Bagi para penggemar MotoGP, acara peluncuran Yamaha M1 2016 di Barcelona kemarin (18/1) lebih terasa seperti ajang cooling down antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo ketimbang pamer livery baru.

Keduanya mengaku belum berbicara satu sama lain sejak perseteruannya di seri terakhir GP Valencia musim lalu.

BACA JUGA: Firman Utina Ambil Alih Peran Titus Bonai

Fans Jorge Lorenzo telah menyatakan tidak akan datang ke GP Italia dan San Marino musim ini karena alasan keselamatan. Langkah yang sama juga diambil fansclub rekan senegaranya Marc Marquez. Ancaman dari penyokong fanatik the Doctor membuat mereka memilih menghindari konfrontasi lebih jauh.

Kemarin di markas besar sponsor utama Yamaha MotoGP, Movistar di Barcelona kedua seteru dalam satu tim itu bersua lagi. Mereka menebar senyum di hadapan kilatan lampu flash kamera wartawan foto.

BACA JUGA: 2016, KOI dan Inasgoc Makin Gencar Sosialisasi

Dari tampilan livery motor mereka masih mempertahankan nyaris seluruh corak lama. Motor mereka pun sudah pernah ditunggangi pada uji coba pra musim di Valencia dan kemudian Jerez. Yang paling ditunggu adalah nomor start yang akan dipakai sang juara bertahan Jorge Lorenzo musim ini. Sebagai juara dunia dia punya pilihan menggunakan nomor #1 atau tetap #99 sebagai ciri khasnya. Dan ternyata dia memilih yang kedua.

Tetap tidak ada dialog di atas panggung presentasi tersebut. Namun entah yang terjadi di belakang panggung. Setidaknya pertemuan keduanya bisa dilihat fans keduanya di seluruh dunia dan bisa menunjukkan bahwa keduanya baik-baik saja.

BACA JUGA: Operasi Sukses, Tapi Gugum Tak Bisa Tampil di Laga Puncak

Tahun ini MotoGP akan memasuki babak baru dengan kembalinya Michelin sebagai pemasok ban. Pabrikan asal Prancis tersebut menggantikan Bridsgestone yang mundur tahun lalu. Selain itu musim ini akan diperkenalkan regulasi penyeragaman ECU.

Juara dunia sembilan musim Rossi akan menginjak usianya ke 37 tahun dan memasuki musim balapnya ke-21 atau yang ke-17 di kelas premium, dan tahun ke-11 bersama Yamaha.

Sedangkan Lorenzo telah menjadi pembalap Grand Prix sejak 2002, memenangi dua gelar juara kelas 250 cc dan baru saja merengkuh juara dunia MotoGP untuk kali ketiga musim lalu. Dia mengalahkan Rossi di seri terakhir Valencia dengan selisih hanya lima poin.

Seperti kebanyakan rider MotoGP di grid kontrak mereka akan berakhir musim ini. Motor dengan livery baru akan dipamerkan untuk kali pertam di uji coba resmi Sepang, Malaysia 1-3 Februari.

Tentang target musim ini tentu Yamaha ingin mempertahankan gelar juara di tiga kategori. Pembalap, konstruktor, dan juga tim terbaik alias Triple Crown.

’’Karena kami tahu betapa hebatnya pembalap kami dan betapa besarnya potensi kemampuan mekanik kami,’’ ujar Manajer Tim Yamaha Lyn Jarvis dikutip GP Update. ’’Kami benar-benar ingin merebut Triple Crown kami yang keenam,’’ tandasnya.

Jarvis sadar targetnya itu tidak mudah diraih. Sang rival Honda benar-benar kecolongan musim lalu setelah dua musim mendominasi kompetisi.

’’Kami tidak akan pernah bisa meremehkan rival kami, karena kami tahu Honda selalu super kuat. Tapi musim ini Ducati juga akan mengancam. Dari beberapa tes terakhir kami melihat mereka sangat-sangat kuat,’’paparnya.

Musim baru juga masih akan disesaki dengan perseteruan segitiga antara Rossi, Lorenzo, dan Marquez yang belum terselesaikan. Komentar keras terkait penanganan kasus tersebut datang dari legenda MotoGP Phil Read.

Dengan lantang dia menyebut Dorna Sports bertindak layaknya “mafia Spanyol” ketika menangani kontroversi tersebut.

’’Sama sekali tidak adil,’’ dia menggerutu. ’’Di GP Malaysia Valentino dikenai sangsi dan harus start dari belakang (di Valencia. Dari sudut pandangku Marquez yang salah karena dia yang merebahkan motornya ke arah Rossi,’’ jelasnya saat hadir di ajang Autosport International, Minggu (17/1).

Dorna yang bermarkas di Spanyol, menurutnya tidak fair memperlakukan rider non Spanyol. ’’Aku merasa mereka menjadi seperti mafia Spanyol,’’ cetus juara dunia 500 cc dua kali tersebut.

Senada dengan Read, Wayne Gardner juga ikut membela Rossi. Menurutnya kesalahan besar bagi pengatur balapan menjatuhkan sangsi kepada rider Italia tersebut. Juara 500 cc di musim 1987 itu berpandangan Marquez terlihat jelas berupaya menghambat Rossi.

’’Jadi dia bisa memberikan jalan lapang kepada Lorenzo (di Malaysia),’’ paparnya. Dia juga melihat Rossi tak mendorong Marquez dan justru sebaliknya rider 22 tahun itulah yang merebahkan tubuhnya kea rah lawan, lalu terjatuh.(cak)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Semen Padang Langsung Persiapan Maksimal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler