SURABAYA - Persaingan di Flexi NBL Indonesia musim ini jauh lebih tajam ketimbang musim lalu. Salah satu faktornya terbesarnya adalah kebangkitkan beberapa pemain bintang yang tahun lalu sempat terpuruk.
Salah satu pemain yang mengalami improve luar biasa season ini adalah guard CLS Knights Good Day Surabaya Andrie Ekayana. Tahun lalu, Yayan -begitu panggilannya- sudah dianggap habis. Pemain tim nasional yang ikut mengantarkan Indonesia meraih medali perak SEA Games 2007 itu menderita cedera lutut kiri amat parah dan diperkirakan susah bangkit.
Musim lalu, Yayan memulai debut di NBL Indonesia pada seri III Solo. Namun trauma dan kondisi kaki yang masih belum fit, membuat mantan guard Aspac Jakarta itu gagal menunjukkan performa maksimal.
Total, Yayan bermain 12 kali dan cuma mencetak 23 poin atau 1,9 poin pergame. Bahkan pemain kelahiran Malang tersebut mencatatkan 21 turnover. Statistik menunjukkan Yayan pemain paling buruk nomor dua di CLS musim lalu.
"Bagaimana lagi, saya nggak bisa main seperti aslinya. Kaki masih belum fit benar. Tubuh juga tidak berada pada kondisi terbaik," kata Yayan Selasa (6/4).
Namun, musim ini, bekas bintang Bimasakti Nikko Steel Malang itu meledak. Pelatih anyar CLS Risdianto Roeslan sering memberikan kepercayaan menjadi starter. Hasilnya Yayan tampil impresif. Sementara ini, pemain 30 tahun itu menjadi pencetak poin tersubur ketiga dengan 175 poin di bawah guard Sandy "Keceng" Febiansyakh dan forward Dwi Haryoko.
Pemain bertinggi 182 cm itu mengaku try out ke Australia pada 31 Mei sampai 13 Juni tahun lalu membawa dampak besar. Yayan mengatakan banyak sekali pembenahan yang dilakukan. Meliputi fisik, teknis, dan terpenting mengembalikan kepercayaan diri dan mentalitas.
"Itu merupakan tes pertama pasca cedera. Memang capek, namun di sana kami melawan musuh yang besar-besar. Ternyata tes itu terlewati dengan baik," ucapnya. "Sekarang tinggal menjaga badan saja. Semoga nggak cedera lagi. Saya gembira karena kontrubusi kepada tim lebih besar," imbuhnya.
Selain Yayan, pemain lain yang mengalami perkembangan signifikan adalah shooting guard Garuda Speedy Bandung Hendru Ramli. Musim lalu, Hendru tertutup dengan nama-nama kondang di tim tersebut. Sebut saja MVP musim lalu I Made Sudiadnyana dan Denny Sumargo. Hendru hanya mencetak 111 poin meski bermain dalam 26 laga.
Namun dengan hengkangnya sejumlah pemian senior dan masuknya pelatih baru Wan Amran, Hendru pelan-pelan menunjukkan karakternya sebagai skorer alami. Sejauh ini Hendru menjadi pemain tersubur Garuda dengan 203 poin dari 21 laga.
Asisten Pelatih Garuda A.F Rinaldo setuju bahwa permainan pemain 24 tahun itu meningkat tajam. Sekarang poin-poin Garuda melalui sektor out side shooting berada di pundaknya. Bahkan, legenda Aspac itu yakin kalau Hendru bakal masuk tim nasional untuk SEA Games tahun depan.
"Dengan posturnya yang ideal (188cm), Hendru punya potensi besar. Apalagi dia selalu ngotot dan hustle ketika diberi kepercayaan. Saya yakin kalau konsisten, dia akan masuk timnas," kata Inal, panggilannya.
Namun kata Inal, Hendru segera membenahi beberapa kekurangan yang masih menganga. Misalnya kebugaran fisik dan ketenangan dalam momen-momen kritis. "Dia anaknya suka buru-buru. Namun masuknya pelatih baru dengan latihan berat membuat mentalitasnnya semakin matang," tandas Inal.
Pemain lain yang bangkit setelah cedera lutut parah adalah Pringgo Regowo (Dell Aspac Jakarta). Saat ini Pringgo menunjukkan diri sebagai pemain paling berbahaya di Aspac dengan total 286 poin dan 205 rebound. Dua-duanya merupakan yang tertinggi di timnya.
Sedangkan pemain lain yang terus meledak adalah Agustinus Dapas Sigar (Muba Hangtuah IM Sumatera Selatan). Selesainya permasalahan pribadinya, membuat Aguy -panggilan Agustinus Dapas Sigar- terus tampil dahsyat. Mantan pemain Garuda itu siap meledak walau memasuki usia 33 tahun. (nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bela Pique, Ancam Boikot
Redaktur : Tim Redaksi