jpnn.com, JAKARTA - Calon Presiden (Capres) RI Anies Baswedan menanggapi sejumlah pihak yang menyatakan akademisi tidak perlu berpolitik setelah marak aksi civitas academica sejumlah universitas yang mengkritisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Anies, fakta dalam sejarah kemerdekaan Indonesia justru akademisi memegang peranan penting.
BACA JUGA: Sikap Kritis Akademisi terhadap Rezim Jokowi Diyakini Bakal Tambah Suara Anies-Muhaimin
"Dalam sejarah perjalanan Indonesia, masyarakat intelektual selalu menjadi garda terdepan perubahan," ucap Anies di Jakarta, Minggu (4/2).
Dia menyebut di tengah masyarakat yang kala itu buta huruf, kaum terdidik menjadi garda terdepan perubahan.
BACA JUGA: 5 Poin Sikap HMI Komisariat Hukum Universitas Brawijaya, Singgung Cawe-Cawe Jokowi
"Yang mendirikan republik ini adalah orang-orang yang bersekolah, di saat 95 persen penduduk buta huruf," lanjutnya.
Eks gubernur DKI Jakarta itu mencontohkan, salah satu bukti keterlibatan kaum intelektual dalam kemerdekaan Indonesia adalah dengan menjadi anggota BPUPKI.
BACA JUGA: Live Streaming Anies Vs Prabowo Vs Ganjar, Cek Visi Misi Mereka
Oleh karena itu, mantan Medikbud RI itu menilai bahwa sah-sah saja jika akademisi membicarakan soal kondisi politik di Indonesia.
Hal itu disebut Anies sama saja seperti membicarakan kondisi ekonomi dan sosial.
Anies menegaskan bahwa apa yang disampaikan para akademisi tersebut bukan berarti mereka menjadi bagian dari politik kepartaian atau kepemiluan. Mereka, tetaplah pihak yang netral.
"Justru ketika ada masalah dan kampus diam, malah kebebasan berekspresi terganggu. Tetapi ketika mereka mengungkapkan pandangannya, menurut saya itu adalah wujud tanggung jawab konstitusional," tuturnya.(*/jpnn.com)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam