jpnn.com, JAKARTA - Kerinduan akan kembali berputarnya liga sepak bola Indonesia tak hanya datang dari masyarakat pecinta sepak bola seperti suporter, fans base dan juga kalangan lain yang berkecimpung langsung di dunia sepak bola Tanah Air.
Pihak akademisi pun menyuarakan aspirasi agar kompetisi sepak bola Indonesia bisa kembali bergulir sebagai sinyal kebangkitan industri olahraga di masa pandemi. Jika hal serupa bisa diterapkan di Eropa maupun negara-negara Asia Tenggara, Indonesia pun dirasa mampu menggelar kegiatan olahraga, khususnya sepak bola, dengan protokol kesehatan ketat.
BACA JUGA: Jadwal Liga Jerman: Leipzig-Leverkusen akan Saling Hantam
Hal itu terangkum dalam webinar 'Kampus Bicara Bola' yang diadakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 (UTA '45) Jakarta, bekerja sama dengan Paguyuban Suporter Timnas Indonesia, Jumat (29/1).
Wakil Rektor II UTA '45 Jakarta, Brian Matthew menyatakan keinginannya agar kompetisi liga sepak bola Indonesia dapat berjalan kembali.
BACA JUGA: Jadwal Liga Italia: AC Milan Juara Paruh Musim
“Saya sebagai masyarakat pecinta sepak bola tentu berharap liga kembali berjalan meski dengan protokol kesehatan yang ketat. Karena sepak bola sudah menjadi hiburan publik terutama di tengah pandemi seperti ini. Dengan tidak berjalannya kompetisi, korban sudah berjatuhan baik klub, pemain, perhotelan, usaha transportasi, pedagang kecil sekitar stadion, dan lain-lain. Untuk itu kompetisi harus segera dilaksanakan,” kata Brian.
Senada, Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Jakarta, Rudyono Darsono mengatakan bahwa dampak yang ditimbulkan dengan tidak bergulirnya kompetisi yaitu tidak hanya dari sisi ekonomi saja, tapi juga kualitas pemain.
BACA JUGA: UTA â45 Bantu Pemerintah Mencari Solusi Terkait Pandemi Covid-19
“Saya pikir dampaknya tidak hanya ekonomi melainkan kualitas pemain. Ada target target yang ingin dicapai ditingkatan Timnas, termasuk persiapan Sea Games 2021 di Vietnam dan Piala Dunia U20 tahun 2023. Untuk itu kompetisi harus segera digulirkan dengan protokol kesehatan ketat," tuturnya.
Sementara, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan menegaskan, pihaknya tetap berusaha sekuat tenaga mengupayakan agar Liga Indonesia 2021 bergulir. Pihaknya sudah dan akan terus melakukan pendekatan kepada seluruh stakeholder termasuk kepolisian, agar dapat memberikan ijin pelaksanaan Liga Indonesia.
Meskipun banyak dari para kapolda itu adalah mantan anak buah saya, namun saya bersedia untuk menghadap. Karena pertandingan Liga Indonesia berlangsung secara home and away, tentu akan membutuhkan tenaga kepolisian di tiap-tiap daerah. Selain itu kami juga telah menjalin komunikasi dengan pihak lain seperti Satgas Covid-19, DPR, Kemenpora dan yang lainnya," papar Iwan Bule, sapaan Mochamad Iriawan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengapresiasi langkah yang telah dilakukan oleh PSSI untuk mengusahakan kembali bergulirnya Liga Indonesia.
"Saya mengapresiasi PSSI yang telah berupaya mengusahakan hal itu. Kami telah memiliki perspektif yang sama dan meminta diadakannya simulasi atau trial pelaksanaan pertandingan dengan protocol kesehatan yang ketat. Namun sangat disesalkan hal tersebut tidak dilaksanakan, karena harusnya simulasi tersbut bisa menjadi bahan evaluasi sejauh mana kompetisi bisa dilaksanakan,” jelasnya.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot Dewa Broto mengatakan yang berhak menentukan keberlangsungan liga Indonesia saat ini adalah pihak kepolisian. Untuk itu, pihak yang berkepentingan perlu meyakinkan pihak kepolisian.
"Kemenpora terbuka untuk seluruh pihak duduk bersama baik dari Komisi X DPR RI, PSSI, Satgas Penanganan Covid untuk membicarakan kemungkinan bergulirnya kompetisi dan ini perlu kordinasi dengan pihak kepolisian karena yang dapat mengeluarkan ijin keramaian adalah pihak kepolisian," tutur dia.
Adapun Ketua umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Ignatius Indro, menitik beratkan pada komunikasi untuk dapat meyakinkan kepolisian sehingga Liga Indonesia dapat digelar.
"Yang terpenting adalah komunikasi, baik kepada pihak kepolisian untuk berlangsungnya kompetisi, maupun kepada supporter. Harus dijalaskan juga bagaimana protokol kesehatan yang akan digunakan dalam sebuah pertandingan. Dan saya yakin jika komunikasi itu dilakukan dengan baik, maka supporter akan mengikutinya," tandasnya.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich